JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Peluncuran model kecerdasan buatan terbaru GPT-5 dari OpenAI yang sempat dinanti publik, justru menuai sorotan. Sejumlah kalangan menilai kehadiran GPT-5 tidak memberikan terobosan besar dan bahkan mengindikasikan perkembangan teknologi AI mulai mengalami stagnasi.
Meski para raksasa teknologi terus menginvestasikan dana miliaran dolar dalam pengembangan kecerdasan buatan dengan harapan memperoleh keuntungan eksponensial, sebagian komunitas riset menyebutkan bahwa capaian AI saat ini belum menunjukkan lompatan berarti.
Gary Marcus, ilmuwan saraf sekaligus kritikus lama OpenAI, menilai bahwa peningkatan performa yang ada masih sebatas teknis dan tidak benar-benar menghadirkan manfaat signifikan di luar fungsi chatbot.
“Walau GPT-5 secara teknis lebih baik dari pendahulunya, penggunaan di luar sekadar teman mengobrol virtual tetap sulit diwujudkan. Saya tidak mendengar banyak perusahaan yang merasa model 2025 jauh lebih bermanfaat dibanding model 2024,” ujar Marcus dalam wawancara dengan The New Yorker, dikutip dari Futurism.
Fokus pada Pertumbuhan Finansial
Kritik juga diarahkan pada arah pengembangan perusahaan teknologi AI, termasuk OpenAI dan Anthropic. Menurut pengamat, perusahaan-perusahaan tersebut tampak lebih memprioritaskan pertumbuhan finansial ketimbang mengejar kemajuan teknologi yang fundamental.
Padahal, CEO OpenAI Sam Altman pada 2021 sempat menyampaikan bahwa dengan menambah chip, pusat data, energi, dan modal, kemampuan AI seharusnya bisa meningkat hampir secara eksponensial. Harapannya, investasi besar-besaran itu dapat membawa dunia lebih dekat pada kecerdasan umum buatan (Artificial General Intelligence/AGI), yakni titik di mana AI mencapai kecerdasan setara manusia.
Namun, survei terhadap 475 peneliti AI pada Maret lalu menunjukkan keraguan. Mayoritas responden menilai bahwa pendekatan pengembangan saat ini kecil kemungkinan dapat mewujudkan AGI dalam waktu dekat.
Stagnasi atau Sementara?
Meski begitu, sejumlah pihak menilai masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa perkembangan AI benar-benar mengalami jalan buntu. Ada kemungkinan model baru yang sedang disiapkan mampu menghadirkan kejutan besar di masa mendatang.
Untuk saat ini, perdebatan masih berlanjut: apakah kecerdasan buatan benar-benar mulai stagnan, atau justru sedang berada dalam fase transisi menuju terobosan berikutnya.