HUT Ke-80 Jabar, Pemprov Jabar Perkuat Edukasi Lingkungan Sejak Dini

BANDUNG, TINTAHIJAU.COM- Pemda Provinsi Jawa Barat berupaya menciptakan kebersihan lingkungan lewat berbagai cara, salah satunya edukasi sejak dini kepada siswa. Tak hanya memberikan materi ajar di kelas, edukasi lingkungan juga disampaikan melalui kegiatan di lapangan.

Salah satu kegiatan adalah membersihkan lingkungan sekitar sekolah dan tempat umum saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Panca Waluya 2025, Jumat (18/7/2025).

Kegiatan tersebut dilaksanakan seluruh siswa SMA, SMK dan SLB se-Jabar.
Tercatat sebanyak 338.091 peserta didik baru dari 859 sekolah mengikuti kegiatan ini.

Komunitas Pandawara dilibatkan untuk menyalurkan ilmu dan pengalaman mereka dalam menjaga lingkungan. Aksi tersebut juga dihadiri langsung oleh Sekretaris Daerah Jabar Herman Suryatman.

“Gerakan ini adalah pintu masuk menuju peradaban baru. Negara-negara maju bersih bukan karena teknologinya, tapi karena kesadaran warganya. Kesadaran itu dimulai dari hal-hal kecil, seperti menyapu,” kata Herman Suryatman.

Kepala Dinas Pendidikan Jabar Purwanto menambahkan, aksi membersihkan lingkungan di sekolah bertujuan untuk mencetak siswa yang Panca Waluya.

Panca Waluya merupakan budaya Sunda yang menitikberatkan pada perwujudan manusia berkarakter cageur (sehat), bageur (baik), bener (berintegritas), pinter (berwawasan), dan singer (terampil).

Karakter baik dalam diri siswa tak hanya perlu diwujudkan kepada diri sendiri dan orang lain, tetapi juga alam semesta.

Oleh karena itu, guru dan siswa harus bersama-sama menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan agar tercipta generasi emas pada 2045.

Selain kegiatan membersihkan lingkungan, penguatan rasa cinta lingkungan juga dilakukan lewat program Sekolah Sehat Bebas Sampah.

Siswa diberikan materi pengelolaan sampah ke dalam kurikulum serta kunjungan lapangan ke fasilitas pengolahan sampah.

Di tempat itu, siswa dapat melihat langsung proses pemilahan, pengolahan, dan daur ulang. Guru pun bisa langsung mengajarkan konsep pengelolaan sampah.

Salah satu sekolah yang telah menerapkan pendidikan lingkungan, yaitu Sekolah Dasar (SD) Uchuwwatul Islam.

Mengurangi sampah kemasan

Mey Wulandari Anggraeni, guru kelas V mengatakan, setiap orang di SD Uchuwwatul Islam bertanggung jawab menekan munculnya sampah.

Siswa dan guru membawa tempat makan dan minum sendiri untuk mengurangi sampah kemasan.

Para pedagang di kantin pun diberi tanggung jawab berupa kewajiban menjual makanan dan minuman dalam kemasan berulang kali pakai. Siswa mengembalikan kemasan tersebut kepada pedagang kantin setelah makanan habis untuk dibersihkan dan dipakai ulang.

Apabila ada sisa makanan yang tak termakan, siswa memasukkan ke dalam lobang lodong sesa dapur (loseda).

Untuk sampah anorganik dimasukkan ke satu tempat sampah besar, kemudian dijual ke pengepul. Ada juga yang didaur ulang menjadi barang bermanfaat, seperti galon air minum diubah menjadi pot dan kertas dibuat bola.

Sementara itu sampah residu dibawa pulang ke rumah oleh siswa maupun guru. Beberapa sampah residu, seperti kemasan makanan dari plastik dijadikan ecobricks.

Warga sekolah juga memisahkan sampah B3 (bahan berbahaya beracun) untuk dimasukkan ke dalam boks khusus.