JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Rencana Pemerintah Indonesia untuk mendatangkan dan merawat 2.000 warga Gaza mendapat perhatian media internasional. Surat kabar Inggris, The Guardian, menyoroti kebijakan tersebut dan mempertanyakan jaminan bagi warga Palestina untuk dapat kembali ke tanah air mereka setelah menjalani perawatan.
Dalam laporannya pada Jumat (22/8/2025), The Guardian menyebut Indonesia tengah membahas detail teknis, logistik, hingga implikasi kebijakan luar negeri terkait rencana yang dianggap sangat sensitif tersebut.
Pemerintah Indonesia sebelumnya mengumumkan akan memberikan bantuan medis sementara bagi 2.000 warga Gaza. Pulau Galang di Batam dipersiapkan menjadi salah satu lokasi penampungan, selain sejumlah alternatif lain di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang memiliki akses ke rumah sakit besar serta dukungan logistik.
Namun, media Inggris itu juga menyoroti keraguan sejumlah pihak mengenai hak kembali warga Gaza setelah program selesai. Beberapa pemimpin Islam nasional bahkan menuding pemerintah Indonesia telah “ditipu” oleh Israel.
Direktur Jenderal Urusan Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani, menegaskan bahwa pemerintah berhati-hati dalam menjalankan kebijakan ini.
“Yang menjadi perhatian utama adalah memastikan hak kembali warga Palestina bisa dihormati. Banyak pihak khawatir kebijakan ini ditafsirkan secara berbeda, sehingga konsistensi dengan prinsip hukum kemanusiaan internasional harus dijaga,” ujarnya.
Abdul Kadir juga menekankan bahwa langkah ini tidak akan dilakukan tanpa persetujuan otoritas terkait.
“Dalam hal ini adalah otoritas Palestina dan negara di kawasan. Implementasi rencana ini memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi, baik dari sisi teknis maupun politis,” tambahnya.
Selain rencana penampungan, Indonesia juga telah dua kali menjatuhkan bantuan kemanusiaan di Gaza dalam pekan ini. Upaya itu, menurut Abdul Kadir, dapat terlaksana berkat dukungan dan koordinasi dengan pemerintah Yordania.





