JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Sutradara muda Eriliando Erick resmi merilis film dokumenter perdananya berjudul Ibnu Nurwanto – Sang Kayu. Film ini mengisahkan perjalanan panjang maestro patung kayu Indonesia, Ibnu Nurwanto, yang lebih senang menyebut dirinya sebagai seorang “Kreator” ketimbang seniman.
Diproduksi di bawah bendera rumah produksi independen Harry Films, film berdurasi 61 menit ini menghabiskan waktu produksi hingga 10 bulan. Karya tersebut telah menembus dua ajang bergengsi perfilman nasional, yakni masuk nominasi Film Dokumenter Panjang di Festival Film Indonesia (FFI) serta tayang perdana di kompetisi Feature-Length Documentary Indonesia dalam Festival Film Dokumenter (FFD) pada 4 November lalu di Taman Budaya Yogyakarta.
Eriliando, yang juga bertindak sebagai produser sekaligus sinematografer, mengaku terinspirasi oleh sosok Ibnu yang dikenal sebagai pematung dengan pemikiran kritis terhadap kondisi sosial di sekitarnya. “Bagi sebagian orang, Ibnu mungkin hanya menyebut dirinya manusia bodoh yang bisa membuat patung. Tapi bagi saya, ia adalah sosok jenius dengan ide-ide liar yang lahir dari kegelisahannya, lalu dituangkan dalam karya-karya patung penuh makna,” ujarnya.
Film ini juga menampilkan sisi personal Ibnu melalui simbol “Gadis Kecil” yang disebut sebagai lentera hidupnya dalam menjalani hari-hari panjang selama satu dekade terakhir.
Perjalanan seni Ibnu Nurwanto sendiri sudah berlangsung lebih dari 50 tahun, sejak ia menempuh pendidikan di LPKJ—yang kini dikenal sebagai Institut Kesenian Jakarta (IKJ)—pada tahun 1974. Eriliando berharap, dokumenter ini mampu menginspirasi penonton untuk lebih menghargai proses panjang perjalanan berkarya seorang maestro.
“Ibnu tidak akan mati. Namanya akan tetap hidup dalam perjalanan seni patung di Indonesia,” tutup sang sutradara.











