SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Anggota DPRD Jawa Barat, dr. Encep Sugiana, mengingatkan pemerintah daerah dan pihak sekolah agar Program Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS) benar-benar tepat sasaran. Ia menegaskan bahwa program ini hanya untuk membantu keluarga miskin yang anaknya berisiko tidak melanjutkan pendidikan.
Encep menjelaskan, PAPS merupakan salah satu langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menjamin akses pendidikan menengah bagi anak-anak yang terkendala biaya. Bentuk program ini antara lain menambah kuota penerimaan di sekolah negeri, baik melalui jalur SPMB maupun tambahan rombongan belajar (rombel), serta dukungan melalui program PHP.
“Sekali lagi mohon dicatat, PAPS ini diperuntukkan bagi masyarakat miskin, bukan untuk mereka yang secara ekonomi mampu. Fokusnya jelas: agar anak-anak dari keluarga miskin yang tidak tertampung di sekolah negeri tetap bisa bersekolah,” tegas Encep di Bandung, Kamis (28/8/2025).
Ia menyebutkan, setiap tahun masih ada siswa lulusan SMP yang kesulitan masuk SMA atau SMK negeri karena keterbatasan kuota. Kondisi ini paling dirasakan oleh keluarga miskin yang tidak sanggup membiayai sekolah swasta. Melalui PAPS, pemerintah berupaya menghapus hambatan tersebut dengan memastikan adanya kursi tambahan di sekolah negeri.
“Pak Gubernur sudah memberi perhatian besar supaya masyarakat miskin tidak putus sekolah. Kita sebagai wakil rakyat ingin memastikan program ini berjalan sesuai tujuan awalnya,” tambahnya.
Encep juga mengingatkan pihak sekolah dan dinas pendidikan untuk memperketat mekanisme pendataan agar penerima manfaat PAPS benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu. “Kalau tidak diawasi, program sebagus apa pun bisa meleset sasaran. Jangan sampai kursi tambahan yang seharusnya untuk anak miskin justru dipakai oleh mereka yang mampu,” ujarnya.
Dengan langkah ini, DPRD Jabar berharap angka anak putus sekolah dapat ditekan dan semakin banyak lulusan SMP yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA atau SMK, sesuai target pemerintah provinsi dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM).





