JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Masih banyak anggapan di masyarakat bahwa investasi hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berpenghasilan besar. Padahal, menurut Kementerian Keuangan (Kemenkeu), justru semakin dini seseorang memulai investasi, hasil yang diperoleh di masa depan akan lebih optimal—meskipun dengan gaji terbatas.
Menunda berinvestasi hingga penghasilan meningkat justru hanya memperlambat langkah menuju kebebasan finansial. Kemenkeu menekankan, kunci investasi bukan pada besar kecilnya modal, melainkan konsistensi, disiplin, dan kemampuan mengelola keuangan.
Berikut lima tips sederhana yang bisa diterapkan siapa saja, termasuk bagi pekerja dengan gaji pas-pasan:
1. Mulai dengan Nominal Kecil, yang Penting Konsisten
Kini investasi bisa dimulai dengan modal rendah, bahkan dari Rp10.000 hingga Rp100.000. Beberapa instrumen yang cocok bagi pemula antara lain reksa dana pasar uang, emas digital yang bisa dibeli mulai 0,01 gram, hingga saham fraksi yang memungkinkan pembelian di bawah 1 lot.
Bukan besar kecilnya dana yang menjadi kunci, melainkan konsistensi. Menyisihkan Rp50.000 per bulan secara rutin dapat berkembang signifikan dalam jangka panjang.
2. Bedakan “Gaji Pas” dengan “Gaji Hilang Tak Tentu Arah”
Gaji yang cepat habis seringkali bukan soal jumlah, melainkan pola pengeluaran. Kemenkeu menyarankan masyarakat untuk mencatat setiap pengeluaran, membedakan kebutuhan primer dengan keinginan, serta mengevaluasi biaya rutin, seperti langganan aplikasi digital. Dengan manajemen lebih disiplin, peluang untuk menyisihkan dana investasi akan terbuka.
3. Terapkan Rumus 50:30:20
Rumus populer ini bisa menjadi panduan, yakni 50 persen untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk gaya hidup, dan 20 persen untuk tabungan serta investasi. Jika kondisi belum memungkinkan, persentase bisa dimodifikasi, bahkan dimulai dari 5–10 persen. Prinsip utama: sisihkan di awal gajian, bukan di akhir bulan.
4. Manfaatkan Fitur Auto-Debit atau Auto-Invest
Teknologi kini memudahkan masyarakat berinvestasi secara disiplin. Banyak platform menyediakan fitur auto-debit maupun auto-invest yang langsung memotong rekening atau e-wallet. Prinsip ini dikenal dengan istilah pay yourself first—mendahulukan masa depan sebelum memenuhi kebutuhan konsumsi saat ini.
5. Tetapkan Tujuan Investasi yang Jelas
Investasi tanpa tujuan jelas ibarat berlayar tanpa kompas. Menurut Kemenkeu, penting bagi setiap individu untuk menentukan target, seperti membentuk dana darurat, menabung uang muka rumah dalam lima tahun, hingga mempersiapkan pensiun dini. Dengan tujuan yang terukur, investor akan lebih fokus dan tepat memilih instrumen sesuai profil risiko.
Dengan disiplin dan strategi sederhana ini, investasi bukan lagi monopoli mereka yang bergaji besar. Bahkan pekerja dengan penghasilan terbatas tetap bisa membangun masa depan finansial yang lebih aman.




