Ragam  

Pertolongan Pertama dan Penanganan Lengkap Saat Terkena Gas Air Mata

Berikut versi yang lebih lengkap dengan penjelasan tambahan mengenai penyebab, mekanisme, pertolongan pertama, hingga penanganan lanjutan:


Pertolongan Pertama dan Penanganan Lengkap Saat Terkena Gas Air Mata

Gas air mata merupakan salah satu jenis riot control agents yang umum digunakan aparat keamanan untuk mengendalikan massa ketika terjadi kericuhan atau aksi demonstrasi. Senyawa kimia di dalamnya, seperti CS (chlorobenzylidene malononitrile) atau CN (chloroacetophenone), bekerja dengan mengiritasi mata, saluran pernapasan, dan kulit.

Efek gas air mata biasanya terasa dalam hitungan detik setelah terpapar dan bisa bertahan 15–30 menit setelah menjauh dari sumber paparan dan membersihkan diri.

Bagaimana Gas Air Mata Bekerja?

Paparan utama biasanya melalui hirupan udara, meskipun kontak langsung dengan mata dan kulit juga bisa menimbulkan reaksi hebat. Begitu zat kimia masuk ke tubuh:

  • Mata dan hidung langsung bereaksi dengan perih, berair, dan bersin.
  • Tenggorokan dan paru-paru mengalami iritasi, batuk, sesak, hingga napas pendek.
  • Kulit terasa panas, perih, atau terbakar.

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tingkat keparahan tergantung pada konsentrasi gas, lama paparan, dan lokasi tubuh yang terkena.

Gejala Paparan Gas Air Mata

  1. Mata: merah, terasa terbakar, pandangan kabur, keluar air mata berlebihan.
  2. Hidung: pilek mendadak, bengkak, dan sensasi panas.
  3. Mulut dan tenggorokan: iritasi, sulit menelan, keluar air liur berlebih.
  4. Paru-paru: batuk kencang, sesak, napas bunyi (wheezing), rasa tersedak.
  5. Kulit: kemerahan dan rasa terbakar.
  6. Efek umum: mual, muntah, dan pusing.

Pertolongan Pertama

Menurut dr. Wisnu Pramudito D. Pusponegoro, SpB, dari Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia, langkah utama adalah segera meninggalkan area paparan dan menghirup udara segar.

“Kalau terasa pedih, jangan digaruk. Bilas saja dengan air bersih yang mengalir. Jangan gunakan sabun, susu, atau bahan lain. Untuk mata, cukup air mengalir,” jelas dr. Wisnu.

Langkah-langkah yang disarankan:

  1. Pindah ke area terbuka atau ruangan dengan sirkulasi udara baik.
  2. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi untuk mengurangi paparan berlanjut.
  3. Cuci bagian tubuh yang terkena gas dengan air bersih mengalir selama beberapa menit. Hindari sabun, deterjen, atau cairan lain yang dapat bereaksi dengan bahan kimia.
  4. Untuk mata yang perih: bilas dengan air mengalir (bisa menggunakan botol air mineral yang disiramkan pelan-pelan) hingga gejala mereda. Jangan mengucek mata.
  5. Gunakan kain atau masker bersih jika harus tetap berada di area terpapar untuk mengurangi hirupan gas.

Penanganan Lanjutan

Jika gejala tidak kunjung membaik atau paparan cukup berat:

  • Pastikan korban mendapat oksigen cukup.
  • Jika ada luka bakar kimia pada kulit, bilas terus dengan air bersih hingga tidak ada sisa zat kimia.
  • Obat pereda asma seperti bronkodilator atau steroid inhalasi dapat membantu pernapasan jika korban mengalami sesak berat.
  • Untuk mata, teruskan pembilasan sampai tidak ada sisa iritan. Jika penglihatan buram menetap, segera cari bantuan medis.
  • Segera hubungi tenaga medis jika korban mengalami sesak napas parah, muntah terus-menerus, atau kehilangan kesadaran.

Pencegahan Jika Berada di Area Rawan Gas Air Mata

  • Gunakan kacamata renang atau kacamata pelindung untuk melindungi mata.
  • Kenakan masker kain tebal atau respirator jika memungkinkan.
  • Hindari penggunaan lensa kontak, karena gas bisa terperangkap di balik lensa dan memperburuk iritasi.
  • Siapkan air bersih atau larutan saline untuk berjaga-jaga jika terpapar.