SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Serangan hama tikus yang kerap merusak lahan pertanian di Kabupaten Subang kembali diantisipasi lewat program Rumah Burung Hantu (Rubuha).
Assyifa Peduli bersama Departemen Pelayanan Masyarakat As-Syifa menambah lima unit rubuha di Desa Tambakmekar dan Tambakan, Kecamatan Jalancagak, Senin (1/9/2025).
Lima unit rubuha dipasang di titik strategis yang dipilih langsung oleh petani, dengan pertimbangan daya jangkau penglihatan burung hantu dan tingkat keparahan serangan hama. Upaya ini menjadi lanjutan dari program pengendalian hama berbasis hayati yang dijalankan sejak 2021.
Penanggung Jawab Program Rubuha, Hisyam Sultan Muhammad Ridwan, menjelaskan bahwa pemasangan rumah burung hantu terbukti memberi hasil positif. Petani yang sebelumnya mengalami gagal panen, kini bisa kembali memanen sawah mereka meskipun serangan tikus belum sepenuhnya hilang.
“Alhamdulillah, Assyifa Peduli kembali menambah rumah burung hantu di dua desa, yakni Desa Tambakan dan Tambakmekar. Program ini kebermanfaatannya dirasakan langsung oleh petani maupun pemilik sawah. Dulu mereka mengalami gagal panen, sekarang panen kembali membaik. Untuk memaksimalkan hasil, kami pasang lima rubuha baru pada lokasi terparah,” ujar Hisyam.
Dari target 24 rubuha di dua desa, hingga kini baru terpasang 11 unit. Menurut Hisyam, jumlah itu masih terbatas dibanding luas lahan sawah yang mencapai 120 hektar. Karena itu, ia mengajak masyarakat dan donatur terus mendukung program ini.
“Insyaa Allah, kami yakin dengan doa dan dukungan semua pihak, khususnya para donatur, para petani yang menggantungkan hidup dari hasil panen bisa meningkat kesejahteraannya. Semoga upaya ini terus berlanjut agar hama tikus tidak lagi menjadi ancaman serius,” pungkasnya.
Sebelum program ini berjalan, petani di Jalancagak sempat mengalami kerugian besar akibat gagal panen total. Salah satu petani, Acep Rusmana, menyebut keberadaan rubuha menjadi harapan baru.
“Sebelum adanya rubuha ini, petani mengalami 100 persen gagal panen. Dulu, hampir 120 hektar sawah tidak menghasilkan sama sekali. Alhamdulillah, setelah dipasang rubuha sejak 2021, panen berangsur-angsur membaik. Ada yang sudah 100 persen berhasil, ada yang 75 persen, dan sekarang Insyaa Allah bisa 80 persen,” tutur Acep.
Acep menyebut sekitar 500 petani di dua desa menjadi penerima manfaat program ini. Ia berharap Assyifa Peduli terus mendapat dukungan agar rubuha yang dipasang bisa lebih banyak dan perlindungan lahan semakin optimal.
“Luas sawah ini 120 hektar, 60 hektar di Desa Tambakmekar dan 60 hektar di Desa Tambakan. Kami mewakili para petani mengucapkan terima kasih kepada Assyifa Peduli dan para donatur. Semoga dimudahkan rezekinya, disehatkan keluarganya, dan dikabulkan segala keinginannya. Kami berharap program ini terus berjalan untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” tambahnya.
Rubuha menjadi salah satu cara pengendalian hama tikus yang ramah lingkungan karena memanfaatkan predator alami, yaitu burung hantu. Program ini tidak hanya menekan serangan hama tanpa pestisida, tetapi juga membantu meningkatkan hasil panen sehingga berdampak pada ketahanan pangan lokal.






