DeepSeek Siapkan Agen AI Generasi Baru, Tantang Dominasi Teknologi Amerika

BEIJING, TINTAHIJAU.com – Perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek, dilaporkan tengah menyiapkan peluncuran agen AI generasi terbaru pada akhir 2025. Teknologi ini digadang mampu menyelesaikan berbagai tugas rumit hanya dengan sedikit arahan pengguna serta dapat belajar dari pengalaman untuk meningkatkan kinerjanya.

Dilansir Gizmochina, Minggu (7/9), langkah terbaru DeepSeek diyakini akan semakin mempertegas ambisi perusahaan dalam menantang dominasi raksasa teknologi asal Amerika Serikat seperti OpenAI, Microsoft, dan Google.

DeepSeek pertama kali menarik perhatian dunia awal tahun ini melalui peluncuran model R1. Dengan biaya pengembangan hanya sekitar 6 juta dolar AS, R1 menghadirkan kemampuan penalaran tingkat lanjut sekaligus menawarkan kode sumber terbuka (open source). Kehadiran R1 sempat mengguncang tren “lebih besar lebih baik” yang selama ini dianut sejumlah pemain utama AI global.

Namun, berbeda dengan pesaingnya di dalam negeri seperti Alibaba dan Tencent, DeepSeek memilih strategi konservatif. Pendiri sekaligus CEO Liang Wenfeng sempat menunda peluncuran model R2 demi memastikan penyempurnaan teknis, sembari menyeimbangkan aktivitas bisnisnya di High-Flyer Asset Management.

Bulan lalu, perusahaan merilis pembaruan V3.1 dengan context window mencapai 128.000 token serta peningkatan jumlah parameter hingga 685 miliar. DeepSeek juga mewajibkan pelabelan pada seluruh konten buatan AI, meski fitur itu dapat dinonaktifkan.

Model R2 yang akan datang disebut-sebut berbeda dari chatbot konvensional. Alih-alih sekadar menjawab pertanyaan berbasis teks, agen AI generasi baru ini diproyeksikan mampu menjalankan tugas kompleks, mulai dari menyusun rencana perjalanan, memperbaiki perangkat lunak, hingga mengatur alur kerja bisnis dengan pengawasan manusia yang minim.

Banyak analis menilai kehadiran agen AI sebagai tonggak penting dalam evolusi teknologi kecerdasan buatan. Selain berpotensi mendongkrak produktivitas, kehadirannya juga diyakini bakal mengubah lanskap layanan digital secara global.

Meski detail harga maupun ketersediaan R2 masih belum diumumkan, peluncurannya diperkirakan akan menjadi sorotan besar, terutama di Silicon Valley dan Washington.

Cepatnya kemajuan DeepSeek juga memicu kekhawatiran baru di tingkat internasional. Pengaruh China dalam pengembangan kecerdasan buatan yang semakin besar dinilai bisa menggeser peta kekuatan teknologi dunia dalam waktu dekat.