SUBANG, TINTAHIJAU.COM – PT Subang Harapan Sejahtera Jaya (SHSJ), perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan non-B3, resmi hadir di Kabupaten Subang. Perusahaan ini berlokasi di Kampung Segrang, Desa Padaasih, Kecamatan Cibogo dengan lahan seluas 108.307 meter persegi.
Direktur Utama PT SHSJ, Yogi Permana, menjelaskan bahwa lingkup usaha perusahaan meliputi pengangkutan dan pengumpulan limbah B3 dalam skala besar. Saat ini, perusahaan menyiapkan 100 unit angkutan besar dan 50 unit angkutan kecil untuk pengangkutan, serta fasilitas penyimpanan limbah seluas 1.638 meter persegi dengan kapasitas 1.000 ton per tahun.
Menurut Yogi, sumber limbah B3 berasal dari beragam aktivitas, mulai dari industri, pertambangan, pertanian, hingga rumah tangga. “Contohnya adalah oli bekas, baterai bekas, pestisida, produk pembersih rumah tangga, limbah medis, dan sampah elektronik yang mengandung logam berat atau senyawa kimia berbahaya,” jelasnya.
Ia menegaskan, PT SHSJ bukanlah tempat pembuangan limbah, melainkan pusat pengelolaan. “Limbah B3 ini berbahaya kalau tidak dikelola. Jadi tidak ada lagi yang buang ke sungai. Kami hadir untuk mengolah dan memberi nilai tambah,” tegas Yogi.
PT SHSJ menerapkan konsep ekonomi sirkular, yakni model yang mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya selama mungkin dengan prinsip penggunaan kembali, perbaikan, pembaruan, hingga daur ulang. Tujuannya adalah meminimalkan limbah, mencegah pencemaran, dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Hasil pengolahan limbah ini nantinya akan diproduksi kembali untuk memenuhi kebutuhan industri maupun sektor lainnya di Subang. Secara administratif, PT SHSJ telah mengantongi persetujuan teknis serta perizinan amdal, dan saat ini tengah menunggu tahap pengesahan amdal serta SLO (Sertifikat Laik Operasi).
Lebih jauh, Yogi menyebutkan bahwa PT SHSJ ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2026 mendatang. Saat ini, pihaknya sedang melakukan penyempurnaan alat dan fasilitas pendukung, termasuk pemenuhan persyaratan administratif.
Dari sisi ketenagakerjaan, PT SHSJ diproyeksikan akan menyerap sekitar 1.000 tenaga kerja, dengan komposisi 70 persen laki-laki. “Kami juga akan memprioritaskan tenaga kerja lokal agar manfaat kehadiran perusahaan ini langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar,” ujar Yogi.
Terkait isu lingkungan, Yogi memastikan pihaknya telah menyiapkan sistem pengendalian yang ketat. “Untuk dampak lingkungan tidak akan ada kebocoran, karena semua sistem dibuat dengan standar, bukan penumpukan asal-asalan. Air dari kegiatan akan habis oleh proses pemanasan dan peleburan, sementara dampak udara sudah dihitung sejak tahap rona awal,” paparnya.
Dengan hadirnya PT SHSJ, Subang kini memiliki fasilitas pengelolaan limbah modern yang diharapkan dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendorong pertumbuhan industri lokal.






