Eksistensi Pelajar Zaman Now: Bukan Tawuran, Tapi Prestasi dan Kreativitas
SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Fenomena pelajar kerap kali disorot publik, apalagi ketika terjadi peristiwa tawuran yang meresahkan masyarakat. Namun, sejatinya eksistensi pelajar tidak harus ditunjukkan dengan aksi negatif, melainkan melalui karya, prestasi, dan kontribusi nyata bagi lingkungan.
Sejumlah kalangan menilai, masa remaja adalah fase pencarian jati diri. Tidak jarang, pelajar mencari pengakuan lewat cara instan seperti konvoi, nongkrong hingga aksi saling tantang di jalanan. Padahal, ada banyak wadah positif yang bisa menjadi ruang berekspresi bagi generasi muda.
Eksistensi pelajar seharusnya muncul lewat karya, prestasi, dan kontribusi, bukan lewat aksi negatif kayak tawuran.
Cara Positif Menunjukkan Eksistensi Pelajar
- Ajang Prestasi Akademik
- Ikut lomba olimpiade sains, debat, karya tulis, atau kompetisi matematika/IPA.
- Eksistensi mereka terlihat lewat prestasi intelektual.
- Kegiatan Seni dan Kreatif
- Panggung seni pelajar (musik, tari, teater, mural, desain).
- Konten kreatif di media sosial dengan tema positif.
- Komunitas Literasi & Jurnalistik
- Membuat majalah sekolah, podcast, atau konten berita pelajar.
- Jadi “suara” generasi muda yang kritis dan inspiratif.
- Olahraga & Turnamen
- Basket, futsal, pencak silat, badminton, atau e-sport.
- Jadi ajang unjuk bakat sekaligus melatih sportivitas.
- Kegiatan Sosial & Lingkungan
- Aksi peduli sampah, donor darah, atau bakti sosial.
- Eksistensi yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
- Forum Pelajar / Organisasi OSIS
- Melatih kepemimpinan, komunikasi, dan manajemen acara.
- Eksistensi lewat pengaruh positif di sekolah maupun masyarakat.
- Kreasi Digital
- Membuat karya di YouTube, Instagram, atau TikTok dengan konten edukatif/hiburan sehat.
- Eksistensi mereka bisa viral tapi tetap bermakna.






