SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Ketersediaan tempat tidur rumah sakit di Kabupaten Subang saat ini masih belum mencukupi. Dari kebutuhan ideal sebanyak 1.650 tempat tidur untuk melayani 1,6 juta penduduk, yang tersedia baru 1.245 unit. Kondisi ini semakin terasa berat karena banyak rumah sakit sudah penuh menampung pasien dengan berbagai penyakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi, mengatakan keterbatasan jumlah tempat tidur berdampak langsung pada pelayanan pasien.
“Seringkali pasien harus menunggu lama atau dirujuk ke rumah sakit lain karena tempat tidur penuh. Padahal kebutuhan terus meningkat seiring tingginya kasus penyakit tidak menular maupun menular,” jelasnya.
Data Dinas Kesehatan tahun 2025 mencatat ada 13 rumah sakit yang beroperasi di Subang. RSUD Subang menjadi penyedia terbesar dengan 280 tempat tidur, disusul RS Plumbon 199 tempat tidur, serta RS Hamori 110 tempat tidur.
Namun sebagian besar rumah sakit hanya memiliki kapasitas di bawah 100 tempat tidur, seperti RS Syaiful Anwar (55), RS Kharisma (50), RS Indosehat (50), dan RS Graha Mutiara 33 tempat tidur.
Di tengah keterbatasan tersebut, Bupati Subang Reynaldy Putra Andita menaruh optimisme besar terhadap pembangunan rumah sakit baru di wilayah Pantura Subang. Menurutnya, kehadiran fasilitas kesehatan di daerah pesisir akan memudahkan akses pelayanan bagi masyarakat.
Hal itu disampaikan Kang Rey—sapaan akrab Bupati—usai menghadiri perayaan Milad ke-2 RS Hamori yang digelar di Hotel Laska, Selasa (9/9/2025). Acara tersebut mengusung tema “Hamori to Infinity and Beyond”.
Bupati mengungkapkan, rencana pembangunan rumah sakit baru di Pantura Subang sudah masuk agenda pemerintah daerah. Master plan ditargetkan rampung pada 2026, sementara pembangunan fisik direncanakan mulai 2028.
“Rumah sakit di Pantura ini rencananya akan dibangun di Kecamatan Sukasari, di atas lahan milik Pemda. Tipenya C, dengan pembiayaan gotong royong dari pemerintah daerah, provinsi, maupun pusat. Insya Allah targetnya 2028 sudah bisa jalan,” jelas Kang Rey.






