Longsor Tutup Akses Jalan Kabupaten di Tasikmalaya, Ribuan Warga Terdampak

Dua orang petani yang sedang mencangkul sawah hilang tertimbun longsor di Kampung Ciomas, Desa Kutawaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya pada Minggu (29/6/2025). (Foto: Deden Rahadian/detikJabar)

TASIKMALAYA, TINTAHIJAU.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah Tasikmalaya mengakibatkan longsor di Blok Cikuda, Kampung Maleer, Desa Pusparaja, Kecamatan Cigalontang, Senin (29/9/2025). Material tanah bercampur pepohonan menutup jalan kabupaten yang menjadi jalur utama penghubung Kecamatan Cigalontang dengan Kecamatan Salawu.

Panjang longsoran diperkirakan mencapai 20 meter dengan ketebalan material lebih dari 2 meter. Akibatnya, akses kendaraan roda dua maupun roda empat terhenti total.

“Benar laporan masuk ke Tagana Kabupaten Tasikmalaya, ada longsor tanah di Cigalontang. Longsor ini menutupi jalan kabupaten sepanjang 20 meter,” ujar Wakil Ketua FK Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Ayatullah.

Ia mengimbau warga agar tidak mendekati lokasi mengingat kondisi masih rawan longsor susulan.

Aktivitas Ribuan Warga Lumpuh

Dampak longsor meluas hingga menghambat aktivitas ribuan warga di empat desa, yaitu Pusparaja, Puspamukti, Nantang, dan Cigalontang. Jalur tersebut merupakan akses penting menuju layanan kesehatan, pendidikan, serta pusat perekonomian.

“Ada empat desa yang terganggu, masyarakat tidak bisa melintas. Ini juga jalan menuju ibu kota kecamatan dan Kabupaten Tasikmalaya,” kata Hendra Supriatna dari Pusdalops BPBD Kabupaten Tasikmalaya.

BPBD telah menurunkan tim ke lapangan untuk pemantauan sekaligus berkoordinasi dengan instansi terkait. Alat berat akan segera dikerahkan guna membersihkan material longsor.

“Kami berkoordinasi dengan PUPR untuk meminta bantuan alat berat agar bisa evakuasi longsoran. Supaya cepat penanganannya,” jelas Hendra.

Listrik dan Internet Ikut Terdampak

Selain menutup akses jalan, longsor juga menimbulkan gangguan pada jaringan listrik dan internet. Beberapa tiang roboh sehingga pasokan listrik terputus. Warga pun harus menempuh jalur alternatif yang lebih jauh.

“Jarak tempuh dari Singaparna menjadi lebih jauh, dari biasanya 13 kilometer menjadi 23 sampai 30 kilometer. Kami juga alami pemadaman listrik dan internet di wilayah setempat mengalami gangguan,” tutur Fajar, warga sekitar.

Hingga berita ini diturunkan, pembersihan material longsor masih menunggu alat berat tiba di lokasi. Warga diimbau tetap waspada mengingat potensi hujan dengan intensitas tinggi masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.