NEW YORK, TINTAHIJAU.com — Di tengah dinamika politik Amerika Serikat, nama Zohran Mamdani kini menjadi sorotan dunia setelah mencetak sejarah sebagai Wali Kota Muslim pertama New York City. Sosok berusia 33 tahun ini bukan hanya menandai babak baru representasi Muslim dalam politik global, tetapi juga melambangkan munculnya generasi pemimpin progresif muda di AS.
Dilansir dari AP News (5/11), Mamdani berhasil memenangkan pemilihan pendahuluan Demokrat dengan mengalahkan tokoh senior, termasuk mantan Gubernur Andrew Cuomo. Kemenangan tersebut dianggap kejutan besar dalam politik New York.
Mamdani lahir di Kampala, Uganda, pada 18 Oktober 1991, dari keluarga keturunan India. Ibunya, Mira Nair, merupakan sutradara peraih penghargaan internasional lewat film seperti Monsoon Wedding dan The Namesake, sedangkan ayahnya, Mahmood Mamdani, adalah profesor di Universitas Columbia. Ia baru resmi menjadi warga negara Amerika Serikat pada 2018, sebelum akhirnya meniti karier politik di Queens.
Sebelum terjun ke dunia politik, Mamdani dikenal sebagai rapper lokal dengan nama panggung Young Cardamom dan Mr. Cardamom. Salah satu lagunya, Nani (2019), yang dibuat untuk menghormati neneknya, kembali viral saat masa kampanye.
Mamdani memulai kiprahnya di dunia politik dari bawah, bekerja pada berbagai kampanye Demokrat di Queens dan Brooklyn. Pada 2020, ia terpilih sebagai anggota Majelis New York dan mencatat sejumlah gebrakan, termasuk program bus gratis setahun dan dukungan terhadap hak-hak Palestina. Pandangannya yang tegas terhadap kebijakan Israel sempat menuai kontroversi, namun juga memperkuat dukungannya di kalangan komunitas Muslim dan progresif.
Kampanye Mamdani dikenal kreatif dan dekat dengan warga. Ia kerap tampil di media sosial, berbicara dalam berbagai bahasa, dan bahkan mengikuti tradisi tahunan polar plunge di Pulau Coney untuk menyimbolkan “pembekuan harga sewa.”
Kini, dengan terpilihnya Mamdani sebagai wali kota termuda dalam beberapa dekade, New York mencatat sejarah baru. Sosoknya menjadi simbol harapan bagi generasi muda, imigran, dan kaum minoritas yang ingin melihat politik Amerika lebih inklusif dan beragam.
Sumber: detikcom






