Marsinah, Aktivis Buruh yang Gugur dalam Perjuangan, Resmi Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Tangis haru pecah di Istana Negara ketika nama Marsinah, aktivis buruh asal Jawa Timur, disebut sebagai salah satu penerima gelar Pahlawan Nasional pada upacara kenegaraan memperingati Hari Pahlawan 2025, Senin (10/11/2025).

Penganugerahan dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, yang menyerahkan piagam dan tanda kehormatan kepada perwakilan ahli waris. Di antara deretan foto para tokoh penerima gelar, dua orang keluarga Marsinah tampak berdiri dengan mata berkaca-kaca, menunduk penuh hormat, sesekali mengusap air mata.

Marsinah menjadi simbol perjuangan buruh Indonesia, dikenal karena keberaniannya membela hak-hak pekerja dan keteguhannya menuntut keadilan sosial. “Ia berjuang bukan untuk dirinya, tetapi untuk harkat dan martabat kaum pekerja,” ujar salah satu pejabat Kementerian Sosial dalam keterangan tertulis.

Perjuangan dan Tragedi Marsinah

Menurut catatan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Marsinah lahir di Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur, 10 April 1969. Pada usia muda, ia merantau ke Surabaya dan bekerja di beberapa pabrik, hingga akhirnya bergabung dengan PT CPS Sidoarjo pada 1990.

Sebagai buruh, Marsinah dikenal vokal dan aktif dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Ia sering menjadi juru bicara rekan-rekannya dalam menuntut perbaikan upah dan kondisi kerja yang layak.

Tragedi menimpa Marsinah pada Mei 1993. Setelah memimpin aksi mogok dan menyampaikan 12 tuntutan buruh, ia dinyatakan hilang pada 5 Mei. Tiga hari kemudian, jasadnya ditemukan di sebuah gubuk di Wilangan, Nganjuk, dalam kondisi mengenaskan. Kasus kematiannya hingga kini masih menyisakan misteri dan menjadi luka sejarah gerakan buruh Indonesia.

Pengakuan Setelah Tiga Dekade

Tiga puluh dua tahun setelah kepergiannya, negara akhirnya mengakui jasa dan pengorbanan Marsinah melalui gelar Pahlawan Nasional. Penghargaan ini sekaligus menjadi bentuk penghormatan terhadap perjuangan kaum pekerja dalam memperjuangkan keadilan sosial di Indonesia.

“Penghargaan ini bukan hanya untuk Marsinah, tapi juga untuk semua buruh yang terus berjuang tanpa lelah,” ujar salah satu anggota keluarga usai upacara dengan suara bergetar.

Selain Marsinah, terdapat sembilan tokoh lain yang turut menerima gelar Pahlawan Nasional tahun ini, di antaranya Abdurachman Wahid (Gus Dur), Jenderal Besar TNI Soeharto, Mochtar Kusumaatmadja, dan Syaikhona Muhammad Kholil.

Dengan penganugerahan ini, nama Marsinah kini resmi tercatat dalam sejarah bangsa sebagai pahlawan yang berjuang untuk hak, keadilan, dan kemanusiaan — sebuah pengakuan yang datang terlambat, namun bermakna mendalam bagi dunia perburuhan Indonesia.