SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Kabar menggembirakan datang bagi masyarakat Subang, khususnya pengguna ruas Jalan Pagaden–Pamanukan. Setelah lama dikeluhkan warga, jalan utama penghubung wilayah tengah dan utara Subang itu akhirnya dipastikan akan segera diperbaiki.
Bupati Subang Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, S.IP menyebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memasukkan anggaran perbaikan jalan tersebut ke dalam APBD Perubahan Tahun 2025.
“Jalan Pagaden–Pamanukan itu statusnya jalan provinsi, jadi kewenangan perbaikannya ada di Pemprov Jawa Barat,” ujar Bupati Reynaldy, Senin (10/11/2025).
Menurutnya, Pemkab Subang tidak bisa serta-merta memperbaiki jalan tersebut karena bisa menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Kalau Pemkab memaksakan memperbaiki tanpa dasar kewenangan, justru bisa jadi temuan BPK. Jadi kita tunggu proses dari provinsi,” tegasnya.
Meski begitu, Reynaldy memastikan Pemkab Subang tidak tinggal diam. Ia mengaku sudah melakukan komunikasi intensif dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mempercepat proses perbaikan.
“Kita sudah komunikasi langsung dengan Pak Dedi Mulyadi. Dan Alhamdulillah, sudah dianggarkan di APBD Perubahan tahun ini,” jelasnya.
Bupati yang akrab disapa Kang Rey itu meminta warga bersabar karena proses administrasi sedang berjalan. Ia menegaskan perbaikan akan dilakukan tahun ini juga.
“Masyarakat mohon bersabar, insya Allah jalan itu segera diperbaiki dalam tahun anggaran ini,” ujarnya optimistis.
Warga Tak Tinggal Diam: Gotong Royong Tambal Jalan
Sambil menunggu perbaikan resmi dari Pemprov, warga Pagaden memilih bergerak sendiri. Mereka melakukan udunan dan gotong royong memperbaiki jalan secara swadaya.
Camat Pagaden Wawan Hermawan membenarkan adanya gerakan spontan tersebut. Ia mengatakan sejumlah warga dan perusahaan ikut membantu, baik dengan menyumbang material batu dan pasir, maupun turun langsung menambal jalan yang rusak.
“Bantuan datang dari warga yang enggan disebut namanya, juga ada beberapa perusahaan yang kirim material. Besok kegiatan pengurugan dilanjutkan lagi,” kata Wawan.
Menurutnya, inisiatif itu dilakukan demi mengurangi risiko kecelakaan di jalan rusak yang sering tergenang air.
“Mudah-mudahan bisa mengurangi risiko, apalagi banyak pengendara motor yang jatuh dan ‘mandi lumpur’,” tambahnya.
Wawan juga menyoroti penyebab utama kerusakan jalan. Selain drainase yang tersumbat dan genangan air saat hujan, banyaknya truk bertonase besar yang melintas turut memperparah kondisi jalan.
“Saluran drainase tertutup, hujan terus-menerus, ditambah dilalui kendaraan berat,” ungkapnya.






