SUBANG, TINTAHIJAU.COM — Kolaborasi kampus dan petani kembali melahirkan inovasi menarik di Subang. Melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat Mahasiswa Berdampak Tahun 2025, Universitas Mandiri menerapkan sistem hidroponik cerdas berbasis Internet of Things (IoT) di Grand Sakina Farm, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Subang.
Kegiatan ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, KEMDIKTISAINTEK Tahun 2025.
Program ini digawangi oleh M. Agung Suhendra, S.Si., M.T. dari Prodi Fisika, bekerja sama dengan Anderias Eko Wijaya, M.T. (Teknik Informatika) dan Dr. Herlina (Manajemen). Kolaborasi lintas disiplin ini membuat inovasi yang lahir tidak hanya kuat secara teknis, tetapi juga matang dari sisi manajemen dan keberlanjutan.
Sistem Hidroponik yang Bisa Dipantau Lewat Gawai
Lewat sistem IoT yang dipasang, petani dapat memantau kondisi nutrisi tanaman pakcoy secara real-time. Sensor pH, suhu, dan TDS dihubungkan ke mikrokontroler ESP32, kemudian mengirimkan data langsung ke ponsel petani melalui aplikasi Telegram.
Angkanya lengkap, mulai dari pH air, suhu ruang, hingga kadar nutrisi. Dengan cara ini, petani tak lagi mengandalkan perkiraan dalam merawat tanaman.

Didukung Panel Surya dan Greenhouse
Keunggulan lainnya, sistem ini ditopang oleh panel surya yang memasok daya untuk sensor, mikrokontroler, hingga pompa air. Sementara itu, penggunaan greenhouse membuat kondisi tanam lebih stabil sehingga risiko fluktuasi cuaca dapat ditekan.
Teknologi yang dipilih bersifat praktis, hemat energi, dan dirancang untuk mudah dioperasikan petani di lapangan.
Mahasiswa Turun ke Lapangan: Belajar Sambil Mengabdi
Tidak sekadar memasang alat, mahasiswa dari BEM Fakultas Sains, Teknik, dan Ekonomi ikut mendampingi petani secara langsung. Mereka membantu penyesuaian sistem, edukasi penggunaan alat, hingga merancang kemasan produk pakcoy untuk pemasaran daring.
Pendampingan semacam ini menjadi ruang belajar dua arah—mahasiswa memahami realitas pertanian, sementara petani mendapat transfer teknologi secara bertahap dan ramah pengguna.
Tantangan Masih Ada, Kolaborasi Terus Jalan
Meski masih ditemui kendala seperti gangguan sinyal atau sensor yang perlu perbaikan, setiap hambatan menjadi bahan evaluasi bersama antara tim kampus dan petani. Pendekatan kolaboratif ini membuktikan bahwa teknologi dapat diterima dengan baik jika dikenalkan secara bertahap dan sesuai kebutuhan.
Pertanian Masa Depan Dimulai dari Desa
Inovasi hidroponik IoT bertenaga surya ini menjadi bukti keterlibatan nyata dunia pendidikan dalam transformasi pertanian Subang. Universitas Mandiri menunjukkan bahwa pertanian masa depan bisa dimulai dari desa, dari teknologi sederhana, energi terbarukan, dan semangat belajar bersama.






