SUBANG, TINTAHIJAU.COM — Harapan ratusan calon jamaah haji (CJH) Subang untuk berangkat pada 2026 mendadak runtuh.
Padahal, sebagian besar dari mereka sudah menyiapkan diri hampir sempurna, mulai dari mengikuti bimbingan manasik berkali-kali, menjalani pemeriksaan biofisik hingga medical check up, bahkan mengeluarkan biaya jutaan rupiah.
Namun semua itu buyar seketika setelah pemerintah memangkas kuota haji Subang menjadi hanya 244 jamaah, dari sebelumnya 1.126 jamaah.
Pemangkasan drastis ini membuat ratusan jamaah, yang selama berbulan-bulan mempersiapkan fisik, mental, dan biaya, harus menerima kenyataan pahit bahwa keberangkatan mereka tertunda tanpa kepastian. Antrean haji Subang pun diperkirakan melonjak hingga 29 tahun, membuat banyak jamaah terkejut dan kehilangan semangat.
Ketua Forum Komunikasi KBIHU Kabupaten Subang, Dedi Tardiyo, mengungkapkan ada sekitar 1.000 jamaah yang telah mengikuti bimbingan manasik sedikitnya sepuluh kali. Artinya, sekitar 800 jamaah yang sudah 80 persen siap berangkat kini harus mengubur mimpi sementara waktu.
“Proses sudah berjalan lama. Ada yang sudah biofisik, sudah medical check up, dan itu biaya yang sudah dikeluarkan. Begitu tahu kuota turun drastis, wajar kalau mereka sedih dan kecewa,” kata Dedi.
Ia menambahkan, banyak jamaah kini bingung karena khawatir harus menanggung biaya ulang bila keberangkatan digeser ke tahun berikutnya.
Dedi menyebut KBIHU menghormati keputusan pusat, namun mempertanyakan alasan kebijakan sepenting ini diberlakukan begitu mendadak.
Saat ini pihaknya menunggu keputusan final pada 19 November, yang akan menentukan apakah kuota 244 jamaah tetap diberlakukan pada pelunasan biaya haji.
Di sisi lain, Kasi Haji Kemenag Subang, H. Rojak, mengaku telah berkoordinasi dengan Bupati Subang. Bupati Reynaldy Putra Andita Budi Raemi bahkan telah mengirim surat resmi ke Kemenag RI agar kuota Subang dikembalikan seperti semula.
Meski tahun 2026 menjadi ujian berat bagi jamaah, Rojak menyebut ada titik terang pada tahun berikutnya: pada 2027, Subang dipastikan mendapat kuota lebih besar, yaitu 851 jamaah.
“Insya Allah tahun 2027 semua yang masuk daftar bisa diberangkatkan. Jamaah hanya perlu menambah sedikit kesabaran,” ujarnya.
Bagi ratusan jamaah yang sudah memantapkan niat dan persiapan, keputusan pemangkasan kuota ini tetap menyisakan kesedihan mendalam, sebuah kekecewaan yang sulit ditutupi setelah perjalanan panjang mereka menuju Tanah Suci kembali tertunda.






