KOREA SELATAN, TINTAHIJAU.com – Universitas Terbuka (UT) kembali mencatatkan kisah inspiratif dari salah satu alumninya. Saptono Diatmo, mahasiswa Program Studi Manajemen pada UT Layanan Luar Negeri (UT LLN) Korea Selatan, resmi diwisuda pada Selasa, (11/11/2025) dengan capaian luar biasa: IPK sempurna. Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa semangat belajar tidak mengenal usia maupun jarak.
Karier dan Tantangan Kuliah sambil Bekerja di Negeri Ginseng
Saptono saat ini bekerja di bidang manufaktur sparepart untuk perusahaan otomotif ternama Hyundai dan KIA. Kesibukan di dunia kerja yang menuntut kedisiplinan tinggi menjadi tantangan tersendiri. “Di Korea, disiplin waktu itu sangat ketat. Tidak bisa sembarangan seperti bekerja sambil buka buku. Tapi sistem belajar UT sangat membantu karena fleksibel dan tutornya memahami kondisi mahasiswa luar negeri,” ungkapnya. Dengan dukungan sistem yang inklusif ini, Saptono mampu menyeimbangkan antara tuntutan pekerjaan dan komitmen akademik.
Ia menambahkan bahwa UT memberikan ruang bagi pekerja migran untuk tetap melanjutkan pendidikan. “Tutor di UT memiliki toleransi tinggi terhadap kesulitan mahasiswa luar negeri, seperti ketika saya tidak bisa on-cam saat tutorial webinar. Menurut saya, sistem pembelajaran UT sangat bagus dan fleksibel,” ujarnya. Hal ini menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi tetap dapat diraih meskipun berada di tengah kesibukan kerja di luar negeri, selama ada kemauan dan fasilitas yang mendukung.
Motivasi Belajar di Usia Matang
Menariknya, Saptono mengaku tidak pernah menargetkan IPK sempurna sejak awal. Di usia 45 tahun, ia memilih jalur pendidikan bukan untuk peningkatan karier, melainkan sebagai bentuk pembuktian terhadap dirinya sendiri. “Awalnya saya tidak ada niat untuk dapat IPK sempurna. Saya hanya ingin membuktikan kepada diri sendiri bahwa saya mampu, meskipun usia saya tidak muda lagi,” katanya.
Keputusan ini lahir dari dorongan untuk keluar dari rutinitas yang terasa monoton dan karena merasa telah berada dalam kondisi ekonomi yang stabil, Saptono merasa perlu menantang dirinya agar terus berkembang. “Saya suka tantangan. Setelah merasa stabil secara ekonomi, saya ingin meningkatkan kapabilitas diri. UT menjadi pilihan karena sistemnya memungkinkan kerja sambil kuliah,” tambahnya.
Strategi Mengatur Waktu
Saptono membagi waktu belajar dengan disiplin tinggi. “Saya bangun jam 5 pagi untuk shalat Subuh, lalu belajar dari 05.30 sampai 07.00. Malam hari setelah pulang kerja, saya sempatkan membaca modul lagi sekitar satu jam. Bahkan di sela istirahat kerja, saya manfaatkan untuk belajar,” jelasnya. Menurutnya, kunci utama keberhasilan adalah kemampuan menetapkan prioritas. “Kalau ada tugas, saya anggap itu utang. Jadi saya harus selesaikan,” tegasnya. Pola pikir ini membuatnya konsisten menjaga ritme belajar, meskipun berada di lingkungan kerja yang menuntut fokus penuh. Saptono menjadi contoh nyata bahwa dengan manajemen waktu yang baik, setiap individu dapat meraih prestasi akademik, bahkan di tengah kesibukan dan keterbatasan.
Tips Sukses untuk Mahasiswa UT LLN
Saptono juga berbagi tips agar sukses kuliah di UT. Ia menekankan pentingnya memahami sumber utama pembelajaran yang disediakan oleh Universitas Terbuka. “Kunci utama adalah membaca modul. Jawaban tugas dan ujian ada di sana,” ujarnya. Untuk mempermudah proses pengerjaan tugas, Saptono mengembangkan metode mapping dari hasil bacaan. “Saya juga membuat mapping dari hasil bacaan agar lebih mudah saat mengerjakan tugas,” tambahnya. Ia mengingatkan agar mahasiswa tidak hanya mengandalkan internet, karena jawaban yang diambil secara instan tidak mencerminkan pemahaman pribadi. “Tutor bisa tahu kalau jawaban bukan murni dari kita,” tegasnya.
Rencana ke Depan
Meski telah meraih gelar sarjana dengan predikat sempurna, Saptono Diatmo tidak berhenti pada pencapaian ini. Semangat belajarnya terus menyala, bahkan ia sudah merencanakan langkah berikutnya. “Saya sedang mencari informasi untuk kuliah S2. UT sangat membantu saya mewujudkan keinginan belajar di tengah kesibukan kerja,” tuturnya.






