LEBAK, TINTAHIJAU.com — Badan Gizi Nasional (BGN) tengah mengkaji kemungkinan penerapan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi masyarakat Suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten. Kajian dilakukan untuk memastikan program tersebut dapat berjalan efektif dan tepat sasaran di wilayah adat yang memiliki karakteristik geografis dan budaya sangat khas.
Koordinator BGN Wilayah Kabupaten Lebak, Asep Royani, mengatakan pada Minggu bahwa penyusunan konsep MBG di permukiman Badui tidak dapat dilakukan secara terburu-buru. Menurutnya, wilayah Badui berada di kawasan hak ulayat adat berupa perbukitan dan pegunungan, sehingga proses distribusi bantuan pangan perlu perencanaan khusus.
Selain tantangan topografi, aktivitas harian masyarakat Badui juga menjadi pertimbangan utama. “Sebagian besar masyarakat adat pada siang hari berada di kebun ladang untuk bercocok tanam padi huma, palawija, sayuran, dan tanaman lainnya,” ujar Asep. Kondisi ini berpotensi membuat pendistribusian bantuan tidak selalu bertemu langsung dengan para penerima manfaat.
BGN menilai diperlukan petunjuk teknis (juknis) yang lebih rinci agar penyaluran MBG dapat menjangkau kelompok sasaran seperti anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. “Itu harus dipelajari supaya pendistribusian MBG benar-benar tidak menemukan kendala, agar penerima manfaat mendapatkannya dengan lancar dan aman,” kata Asep menegaskan.
Kajian ini diharapkan dapat menghasilkan skema distribusi yang sesuai dengan kondisi masyarakat Badui, tanpa mengganggu aktivitas adat dan pola hidup mereka. Program MBG sendiri ditujukan untuk meningkatkan pemenuhan gizi masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang memerlukan perhatian khusus.




