Pasar Batununggal Diproyeksikan Jadi Pusat Aktivitas UMKM Kota Bandung

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkomitmen menghidupkan kembali Pasar Modern Batununggal sebagai pusat aktivitas ekonomi berbasis UMKM(Foto; Humas kota Bandung).

BANDUNG, TINTAHIJAU.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berupaya menghidupkan kembali sejumlah kawasan komersial. Salah satu yang menjadi prioritas adalah Pasar Modern Batununggal, yang diharapkan mampu menjadi pusat kegiatan ekonomi bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menilai Pasar Modern Batununggal memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Menurutnya, pasar tersebut dapat membuka berbagai peluang usaha dan lapangan pekerjaan, baik formal maupun nonformal.

“Saya juga senang di sini masyarakat terlibat. Pengelola pasar, pengembang, dan seluruh manajemen dapat bekerja sama dengan masyarakat dan UMKM,” ujar Farhan saat mengunjungi Pasar Modern Batununggal, Rabu (3/12).

Penguatan Digitalisasi dan Tata Kelola

Farhan menegaskan bahwa pihak pengelola pasar harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, terutama dalam hal digitalisasi transaksi dan layanan. Ia juga meminta perbaikan sejumlah fasilitas pasar yang selama ini dipersepsikan kurang memadai, seperti area parkir dan kebersihan lingkungan.

Ia menilai Pasar Modern Batununggal berpotensi menjadi destinasi belanja yang lebih kompetitif apabila mampu memperbaiki sejumlah kekurangan tersebut.

Farhan memastikan Pemkot Bandung melalui Dinas KUKM, Disdagin, dan Dishub akan bekerja sama menangani permasalahan teknis demi memastikan kelancaran pengelolaan pasar.

Harga Pangan Terkendali

Dalam kunjungan tersebut, Farhan juga menyoroti kondisi harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Ia memastikan bahwa suplai pangan untuk periode akhir tahun masih aman, meski beberapa komoditas terdampak cuaca ekstrem.

“Yang paling dikhawatirkan adalah komoditas yang terdampak bencana dan cuaca ekstrem seperti cabai dan bawang. Tapi ibu-ibu jangan khawatir, kalau di rumah sudah ada Buruan Sae, cabe jeung bawang bisa tumbuh di buruan,” ujarnya.

Ia menyebut beberapa harga komoditas memang naik, seperti bawang merah yang sebelumnya berada di kisaran Rp40.000–Rp45.000 per kilogram kini menjadi Rp50.000 per kilogram. Cabai rawit pun naik menjadi Rp70.000–Rp80.000 per kilogram. Sementara itu, harga sayuran lainnya masih stabil.

Farhan menegaskan pemerintah terus memantau harga pangan melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), terutama untuk komoditas strategis seperti ayam, telur, daging, hingga cabai dan bawang.

Peran Buruan Sae

Menurut Farhan, program Buruan Sae memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas harga pangan dan membantu masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keberadaan program tersebut, katanya, menjadi salah satu upaya Pemkot meningkatkan ketahanan pangan keluarga.

“Kadang harga itu tergantung psikologi konsumen. Buruan Sae ini bisa bantu masyarakat tetap tenang meskipun ada naik-turun harga,” katanya.