Ragam

‎Majalengka Vibes! Metland Kertajati dan JaF Sambut Tahun Baru dengan Pameran Seni Bertajuk ArtSmara

×

‎Majalengka Vibes! Metland Kertajati dan JaF Sambut Tahun Baru dengan Pameran Seni Bertajuk ArtSmara

Sebarkan artikel ini

MAJALENGKA, TINTAHIJAU.COM – Menyambut pergantian tahun 2025, Metland Smara Kertajati mengambil langkah berbeda dari kebanyakan hotel. Alih-alih menggelar hiburan musik atau pesta malam tahun baru, hotel yang berada di kawasan Kertajati ini justru menghadirkan pameran seni rupa bertajuk Art Smara Resonance.

Pameran berlangsung selama dua pekan, mulai 20 Desember 2025 hingga 3 Januari 2026, dan menjadi yang pertama digelar oleh seluruh jaringan Hotel Metland. Gelaran ini terwujud lewat kolaborasi dengan komunitas seni Jatiwangi art Factory (JaF).

Executive Assistant Manager Metland Smara Kertajati, Nurjanah, mengatakan pameran seni rupa ini adalah bagian dari komitmen hotel dalam mengangkat potensi lokal. Metland ingin memberikan pengalaman berbeda di momen pergantian tahun dan memperkuat posisi Majalengka sebagai kota seni.

“Ini pameran seni rupa pertama yang dilakukan seluruh Metland Group. Kolaborasi dengan JaF sudah sering, termasuk Terakota Painting yang tahun ini juga sukses. Kami ingin melanjutkan kolaborasi itu dan menghadirkan event baru di akhir tahun,” ujarnya.

Menurut Nurjanah, pilihan menggelar pameran seni juga menjadi cara Metland menunjukkan dukungan pada perkembangan seni dan budaya lokal. Ia menegaskan, Metland ingin ikut menggaungkan identitas Majalengka sebagai kota seni dan tidak menutup kemungkinan pameran ini menjadi agenda tahunan.

Promotor pameran, Ginggi Syar Hasyim, menjelaskan bahwa tema Resonance lahir dari refleksi terhadap perubahan besar yang sedang terjadi di Kabupaten Majalengka. Ia melihat daerah ini bergerak cepat, memaksa semua sektor ikut menyesuaikan diri—seniman, pelaku budaya, pengusaha hingga hotel dan restoran.

“Majalengka sedang mengalami perubahan drastis. Semua orang harus bergerak dan berusaha keras agar tidak asing dengan perubahan yang terjadi,” jelasnya.

Ginggi menilai kolaborasi dengan Metland sebagai langkah memperkuat karakter Majalengka melalui seni dan budaya. Ia berharap pameran Art Smara Resonance menjadi pemanasan sebelum Majalengka memiliki perhelatan seni berskala besar layaknya Art Bali atau Jakarta.

“Metland sangat mendukung potensi lokal. Dari situ kami menggagas pameran akhir tahun ini, dengan harapan bisa menjadi agenda tahunan,” katanya.

Sebagai gelaran perdana, pameran ini menampilkan karya seniman dari Majalengka dan Indramayu. Karya yang disuguhkan berupa patung dan lukisan dengan ragam teknik yang menunjukkan kapasitas kuat para seniman lokal.

“Kami mengumpulkan teman-teman lokal yang punya potensi luar biasa. Secara teknik mereka bisa diandalkan.” tambahnya

Ia juga menjelaskan makna “Smara”, yang melekat pada nama hotel dan menjadi inspirasi pameran. “Smara itu sesuatu yang kita cintai. Dari rasa cinta itu lahir keinginan untuk memberi. Pameran ini ingin mengajak masyarakat bertanya: apa yang sudah kita berikan kepada tempat tinggal kita?” imbuhnya

Menurut Ginggi, rangkaian karya yang dipamerkan disusun seperti sebuah cerita tentang harapan, kekhawatiran, serta sukacita masyarakat dalam menghadapi perubahan Majalengka.

“Wilayah tanpa masyarakat yang mencintai tempat tinggalnya itu ibarat numpang hidup. Kami ingin pameran ini menjadi resonansi, agar muncul perubahan yang lebih baik,” tutupnya.