BOGOR, TINTAHIJAU.com — Jawa Barat bersiap memiliki destinasi wisata ekstrem baru berupa jembatan gantung kaca terpanjang di Indonesia. Jembatan Kaca Sukamahi yang berlokasi di kawasan Bendungan Sukamahi, Gadog, Megamendung, Kabupaten Bogor, kini tengah memasuki tahap akhir pembangunan dengan progres mencapai sekitar 81,3 persen hingga pekan pertama Desember 2025.
Proyek bernilai investasi Rp188 miliar ini dibangun oleh PPK 5.3 Satker PJN Wilayah V Jawa Barat, BBPJN DKI Jakarta–Jawa Barat, di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum. Pengelola menargetkan jembatan gantung kaca tersebut mulai dibuka untuk wisatawan pada pertengahan tahun 2026.
Dengan bentang mencapai 275 meter dan lebar antara 6 hingga 12 meter, Jembatan Kaca Sukamahi melampaui Jembatan Kaca Seruni Point di Bromo, Jawa Timur, dan resmi tercatat sebagai yang terpanjang di Tanah Air. Keberadaannya diharapkan mampu memperkuat daya tarik wisata kawasan Puncak, sekaligus menjadi ikon baru Provinsi Jawa Barat.
Dari sisi panorama, jembatan ini menawarkan lanskap alam yang memukau, termasuk pemandangan Gunung Salak dan Gunung Pangrango. Sensasi berjalan di atas ketinggian dipadukan dengan keindahan alam sekitar dirancang untuk memberikan pengalaman wisata yang berbeda bagi pengunjung.
Manajer Ruas/PPK 5.3 Satker PJN Wilayah V Jawa Barat, Pietoyo Larastomo, menjelaskan bahwa pembangunan jembatan memanfaatkan material berkualitas tinggi. Permukaan pijakan di bagian tengah menggunakan kaca, sementara sisi jalur dilapisi material wood plastic composite (WPC) guna menunjang kenyamanan dan estetika.
Aspek keselamatan menjadi perhatian utama dalam proyek ini. Jembatan dilengkapi kaca laminasi tiga lapis dengan ketebalan masing-masing 1 sentimeter yang diperkuat teknologi Sentry Glass Plus. Struktur tersebut dirancang mampu menahan beban hingga 500 kilogram per meter persegi. Selain itu, diterapkan teknologi heat soaked tempered glass untuk meningkatkan ketahanan kaca terhadap benturan dan tekanan.
Rancangan jembatan juga telah melalui pemodelan simulasi gempa serta pengujian terowongan angin. Untuk pemantauan berkelanjutan, struktur akan dilengkapi perangkat strain gauge dan LVDT (Linear Variable Differential Transformer) guna memonitor kondisi jembatan secara real time.
Proses pembangunannya tergolong kompleks karena dilakukan di area berketinggian dengan desain dan teknologi canggih. Sejumlah tahapan krusial melibatkan penggunaan crane berkapasitas 180 ton, pemasangan suspension cable, serta pembangunan temporary tower sebagai struktur pendukung.
Guna menjaga keamanan dan mutu permukaan kaca, pengunjung nantinya diwajibkan menggunakan pelindung alas kaki berbahan karet. Aturan ini diterapkan untuk mencegah risiko tergelincir sekaligus menghindari kerusakan kaca akibat goresan.
Dengan nilai investasi yang besar dan konsep wisata ekstrem yang diusung, Jembatan Kaca Sukamahi diproyeksikan tidak hanya menjadi magnet wisata baru, tetapi juga simbol perpaduan antara keindahan alam, tantangan adrenalin, dan nilai arsitektural modern di Jawa Barat.











