Megapolitan

Becak Listrik Bantuan Presiden di Brebes Disimpan di Kantor BUMDes, Warga Merasa Hanya Dijadikan “Atas Nama”

×

Becak Listrik Bantuan Presiden di Brebes Disimpan di Kantor BUMDes, Warga Merasa Hanya Dijadikan “Atas Nama”

Sebarkan artikel ini
Foto: Tresna Setiadi/KOMPAS.com

BREBES, TINTAHIJAU.com — Daklan (57), warga Desa Padakaton, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengaku kecewa setelah becak listrik bantuan Presiden Prabowo Subianto yang ia terima tidak dapat dimanfaatkan untuk mencari nafkah. Ia merasa hanya dijadikan “atas nama” penerima bantuan, meski telah mengikuti seluruh prosedur, mulai dari pelatihan hingga pengisian formulir.

Becak tersebut hingga kini masih disimpan oleh pihak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mekar Jaya.

Daklan merupakan satu dari 100 penerima bantuan becak listrik yang diundang ke Pendapa Brebes, Sabtu (6/12/2025). Ia bercerita mulai dihubungi pemerintah desa melalui Ketua BUMDes sebagai calon penerima.

“Awalnya yang mengundang Pak Herman, dia ketua BUMDes. Terus saya dapat becak listrik,” kata Daklan, Kamis (18/12/2025).

Namun, perjalanan pulang berubah menjadi kekecewaan. Setelah keluar dari Pendapa dan menaiki becak listrik barunya, Daklan dihentikan di tengah jalan oleh Ketua BUMDes. Becaknya kemudian diangkut ke mobil dan dibawa ke kantor desa.

“Terus saya naiki mau bawa pulang. Tapi sampai di tengah jalan ternyata saya disuruh berhenti dan becak dinaikkan mobil sama Pak Herman,” ujarnya.

Menurut Daklan, becak itu kemudian disimpan di Kantor BUMDes. Ia diminta menunggu tanpa penjelasan kapan dapat menggunakannya. Di tempat penyimpanan itu terdapat tiga becak listrik, termasuk miliknya. Dua penerima lainnya ialah Muhtadi (55), buruh harian lepas, dan Sudrajat (65), karyawan BUMDes pada bidang persampahan.

“Becaknya sampai saat ini masih di kantor BUMDes, saya takut tidak berani menanyakan,” ucap Daklan.

Ia menyebut tidak akan bersedia berangkat ke Pendapa bila sejak awal mengetahui becak tidak dapat dipakai. “Kalau tahu becak itu bukan untuk saya, saya tidak mau meskipun dikasih uang seratus ribu rupiah,” katanya.

BUMDes Bantah Terima Becak, Klaim Hanya Titipan

Ketua BUMDes Mekar Jaya, Suherman (44), membantah pihaknya menahan bantuan tersebut. Ia menyebut becak listrik hanya dititipkan sementara di gedung TPS 3R KSM Sejahtera Bersama, yang dianggap memadai sebagai lokasi transit dan garasi.

“Diterima BUMDes itu tidak. Saat ini posisinya ada di gedung TPS 3R karena lokasinya bisa untuk garasi, untuk transit sementara,” ujar Herman.

Ia menganggap persoalan ini muncul akibat kesalahpahaman. Herman mengklaim pembagian bantuan berlangsung mendadak tanpa sosialisasi.

“Malam ditelepon, paginya harus berangkat ke sana (Pendapa). Setelah dibawa pulang, langsung ramai. Tidak ada woro-woro kalau ada bantuan ini,” katanya.

Menurutnya, penyimpanan sementara dilakukan guna menghindari kecemburuan sosial di tengah masyarakat, mengingat keterbatasan jumlah bantuan.

“Sampai hari ini, becak listrik masih di gudang. Tidak ada satu pun yang datang ke saya untuk meminta itu,” ujar Herman.

BUMDes, lanjutnya, akan segera menyerahkan becak tersebut kepada para penerima setelah situasi dianggap kondusif.

“Secepatnya kami akan menyerahkan becak listrik bantuan tersebut ke masyarakat,” ucap Herman.

Meski demikian, bagi Daklan, waktu yang terbuang berarti hilangnya potensi pendapatan. Becak listrik bantuan presiden yang diharapkan menjadi penopang ekonomi keluarga, kini hanya tersimpan di sudut gudang desa.