Mengenang Kejayaan Film yang Digandrungi Remaja Indonesia di Era 90-an

Poster film di era 90-an | Foto: Kolksi Kin Sanubary

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Ketertarikan remaja di era 90-an pada film bergenre asmara telah menjadi ceruk pasar tersendiri dan masa keemasan bagi dunia perfilman Indonesia.

Di tengah keceriaan, kesegaran hidup, hura-hura, dan harapan-harapan remaja kala itu, film-film Indonesia berhasil merebut perhatian dan hati mereka.

Banyak film Indonesia pada masa itu mengalami kejayaan, menempati posisi setara dengan film-film Hollywood (Barat), Bollywood (India) dan Mandarin (Hongkong).

Dalam iklan-iklan di surat kabar atau poster-poster film yang menghiasi bioskop, setidaknya terdapat 3 hingga 5 film Indonesia yang berdiri berdampingan dengan produksi luar negeri.

Bintang-bintang film idola remaja seperti Yessy Gusman, Paramitha Rusady, Lydia Kandou, Meriem Bellina, Rano Karno, Adi Bing Slamet, Herman Felani, Ryan Hidayat, dan Onky Alexander menjadi magnet penonton muda pada waktu itu.

Sebelumnya, perfilman Indonesia didominasi oleh nama-nama legendaris seperti Widyawati, Lenny Marlina, Yati Octavia, Yenny Rachman, Sophan Sophiaan, Roy Marten, Robby Sugara, dan Slamet Rahardjo. Namun, pada era 90-an, gelombang baru bintang-bintang muda merebak, menggantikan posisi para legenda artis nasional kala itu.

Kisah asmara dengan berbagai nuansa sering kali menjadi tema dan menghiasi layar lebar, salah satunya seperti yang terlihat dalam film “Pengantin Remaja,” yang berhasil meraih predikat film terbaik Festival Film Asia (FFA) tahun 1974 di Taiwan. Film ini, yang dibintangi oleh Widyawati dan Sophan Sophiaan, memaparkan kisah cinta Romi dan Juli dengan apik.

Begitu juga dengan film yang berjudul “Cinta Pertama,” karya sutradara Teguh Karya, yang menampilkan kisah cinta antara Ade (Christine Hakim) dan Bastian (Slamet Rahardjo), sukses besar dan menjadi favorit penontonnya.

Sementara film yang berjudul “Buah Terlarang” memaparkan kisah cinta terlarang antara Rani (Yessy Gusman) dan Satria (Rano Karno). Meskipun jalinan asmara mereka tidak mendapat restu dari orang tua karena perbedaan kelas ekonomi, film ini berhasil mengguncang perasaan penonton.

Sedangkan untuk film yang berjudul “Usia 18,” yang disutradarai oleh Teguh Karya dan dibintangi Yessy Gusman dan Dian Hasri, mengisahkan cinta yang terhalang oleh perbedaan kasta keluarga, menambah panjang daftar film remaja yang sukses kala itu.

Tidak hanya itu, sejumlah film lain seperti “Mencari Cinta,” “Gita Cinta dari SMA,” “Remaja Idaman,” “Lupus,” dan “Catatan Si Boy” juga meraih banyak penggemar. Meskipun kebanyakan fokus pada tema asmara dan percintaan, film-film ini berhasil memikat hati kaum remaja kala itu.

Meskipun tidak banyak film yang mencerminkan suasana di kelas atau pelajaran di sekolah, film-film remaja era 90-an mampu memberikan hiburan yang tak terlupakan bagi generasi tersebut.

Kejayaan perfilman ini menjadi kenangan manis dan nostalgia bagi mereka yang tumbuh di masa itu, menandai sebuah era keemasan perfilman Indonesia yang diperankan oleh para bintang muda berbakat di jamannya.