Subang Nyastra Vol.4, Merawat Cinta Lewat Sastra dan Seni Pertunjukan

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Subang kembali semarak dengan denyut literasi. Komunitas Subang Nyeni sukses menghadirkan gelaran budaya Subang Nyastra Volume 4 bertema “Menemukan Cinta dalam Sastra”, yang berlangsung pada Sabtu, 23 Agustus 2025, di Area Gedung Subang Creative Center, Jalan D. Kartawigenda, Cigadung, Kabupaten Subang.

Acara ini menjadi ruang kreatif bagi masyarakat untuk merayakan kata, imajinasi, dan ekspresi seni yang berpadu dalam sastra, musik, tari, hingga teater.

Dua Sesi, Satu Semangat

Rangkaian kegiatan dibagi dalam dua sesi utama.

1. Bincang Sastra (16.00–17.30 WIB)

Sesi pertama menghadirkan diskusi yang membuka ruang gagasan segar tentang bagaimana sastra tumbuh dalam kehidupan masyarakat. Narasumber yang hadir antara lain:

  • Kukun Kurniawan, M.Pd. (LESBUMI PCNU Subang)
  • Yaya Suryana, S.Pd. (Pemred GenMilenial.ID)
  • Asep Kusmana, M.Sn. (Founder Subang Nyeni)
  • Sutrisna, S.P. (Tunas Musik Subang)
  • Hj. Siti Aminah, S.Sos., M.A.P. (Penulis novel)

Mereka berbagi pandangan tentang pentingnya sastra sebagai media refleksi, pendidikan, hingga sarana memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat.

2. Pentas Sastra (19.30–22.00 WIB)

Malam harinya, halaman Subang Creative Center dipadati ratusan pengunjung yang antusias menyaksikan suguhan seni pertunjukan.

Acara dibuka dengan alunan musik keroncong dari Komunitas Musik Etnik Animanis, dilanjutkan dengan penampilan Tunas Musik Subang, yang menampilkan puluhan musisi anak-anak asuhan Kang Trisna lewat sajian instrumentalia gitar.

Kemudian, giliran Subang Music School yang membawakan empat lagu populer: Aku Indonesia, Perahu Kertas, Roman Picisan, dan Bandung. Didirikan pada 20 Januari 2025 oleh Ryzan Dena Nursalam, sekolah musik ini tidak hanya membuka kelas vokal, tetapi juga piano, keyboard, gitar, biola, bass, hingga drum.

Pentas semakin meriah dengan tarian tradisional siswa MTsS Cibogo Subang, serta pertunjukan teater dari siswi SMK Radita Yudha Pagaden. Panggung juga diramaikan komunitas seni lokal seperti Teater Main Gesit, Teater Bengkel 79, Teater Tigas, LESBUMI PCNU Subang, hingga Ambek Adil Paramarta.

Menemukan Cinta dalam Kata dan Imajinasi

Melalui Subang Nyastra Vol.4, Komunitas Subang Nyeni membuktikan bahwa sastra tidak hanya hidup di dalam buku atau ruang akademik, tetapi juga bisa menyatu dengan musik, tari, dan seni pertunjukan.

Lebih dari sekadar hiburan, acara ini menjadi ajakan untuk kembali merawat cinta pada kata, imajinasi, dan budaya.

Dengan berakhirnya rangkaian Subang Nyastra Vol.4, gema sastra tetap terasa hangat di hati pengunjung. Subang Nyastra menjadi ruang perjumpaan—tempat imajinasi bertemu kenyataan, serta sumber inspirasi menuju masa depan kebudayaan Subang yang lebih hidup.