SUBANG, TINTAHIJAU.com – Merokok memang telah lama dikenal sebagai kebiasaan yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi pria, namun ternyata ada beberapa kebiasaan lain yang mungkin jarang disadari tetapi dapat mengganggu tingkat kesuburan.
Selain merokok, berikut adalah kebiasaan-kebiasaan tersebut menurut dr. Gunawan Dwi Prayitno, SpOG (K) FER, konsultan kesuburan dan tim ahli Fertility Center di Brawijaya Hospital:
1. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, yang pada akhirnya dapat merusak kualitas sperma. Oleh karena itu, membatasi konsumsi alkohol dapat menjadi langkah yang baik untuk menjaga kesehatan reproduksi.
2. Menggunakan Celana Dalam Ketat
Suhu lingkungan sangat memengaruhi kualitas sperma, dan penggunaan celana dalam yang terlalu ketat dapat meningkatkan suhu di area genital pria. Hal ini dapat mempengaruhi produksi sperma dan menyebabkan penurunan kualitas serta jumlah sperma.
3. Konsumsi Junk Food
Makanan cepat saji yang tinggi gula, kalori, dan lemak jenuh dapat menyebabkan kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan suhu tubuh, yang pada gilirannya dapat mengganggu produksi sperma. Selain itu, makanan cepat saji juga dapat meningkatkan risiko peradangan di tubuh, yang dapat berdampak negatif pada kesuburan.
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup yang kurang aktif, seperti tidak melakukan olahraga, dapat memengaruhi tingkat kesuburan. Oleh karena itu, rutin berolahraga dapat membantu menjaga kebugaran fisik dan fungsi reproduksi.
5. Tidak Memperhatikan Kesehatan Reproduksi
Ketidakpedulian terhadap faktor-faktor yang memengaruhi sistem reproduksi, serta penundaan pemeriksaan kesehatan reproduksi, dapat berdampak negatif pada kesuburan. Pria sebaiknya lebih proaktif dalam memonitor dan menjaga kesehatan reproduksinya.
Dalam kasus pasangan yang telah menikah bertahun-tahun tanpa mendapatkan keturunan, konsultasi dengan dokter kandungan sebaiknya dilakukan lebih awal. Menjaga kesadaran terhadap kesehatan reproduksi dapat membantu mendeteksi gangguan fertilitas lebih cepat dan memudahkan penanganan.