Cara Membantu Anak Melewati Drama Pertemanan di Usia Praremaja

JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Drama atau konflik dalam pertemanan adalah hal yang umum dialami anak, terutama saat mereka mulai beranjak remaja. Pada usia ini, anak-anak mulai mencari jati diri dan ingin menonjolkan identitas mereka, namun di saat yang bersamaan, mereka juga ingin menjadi bagian dari sebuah kelompok. Hal ini sering kali membuat konflik pertemanan menjadi sesuatu yang tak bisa dihindari.

Sebagai orang tua, tentunya Anda ingin membela anak Anda ketika ia menghadapi masalah pertemanan. Namun, jika terlalu ikut campur atau emosional, justru anak tidak akan bisa belajar menghadapi situasi tersebut dengan baik. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu Anda dalam mendampingi anak melalui drama pertemanannya.

  1. Menjadi Pendengar yang Baik
    Anak mungkin merasa emosional terkait masalah pertemanannya dan sering kali hanya ingin didengar. Sebagai orang tua, Anda tidak selalu harus memberikan solusi. Cukup mendengarkan dan memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya sudah sangat membantu.
  2. Menganggap Serius Masalahnya
    Meski masalah tersebut mungkin terlihat sepele di mata orang dewasa, bagi anak, drama pertemanan adalah sesuatu yang nyata dan serius. Jangan meremehkan atau menganggap masalahnya tidak penting, karena hal ini bisa membuat anak merasa tidak dimengerti.
  3. Mengambil Napas Dalam-dalam
    Ketika melihat anak diperlakukan tidak baik, orang tua cenderung merasa marah. Namun, bereaksi berdasarkan emosi negatif hanya akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Ingatlah bahwa anak masih dalam proses belajar, dan perilaku mereka belum setara dengan orang dewasa.
  4. Bereaksi dengan Perlahan
    Terkadang, dengan tidak melakukan intervensi, masalah pertemanan akan terselesaikan dengan sendirinya. Intervensi langsung dari orang tua sebaiknya menjadi opsi terakhir setelah membiarkan anak mengatasi masalahnya sendiri.
  5. Menjadi Panutan
    Anak-anak sering kali mencontoh perilaku orang tua mereka. Pastikan Anda menunjukkan perilaku positif dalam pertemanan Anda sendiri sehingga anak memiliki contoh yang baik.
  6. Mengingatkan Tentang Pertemanan yang Sehat
    Ingatkan anak bahwa pertemanan yang baik dibangun atas dasar saling percaya, menghormati, dan mendukung satu sama lain. Kualitas-kualitas ini penting untuk dipahami oleh anak agar ia bisa menjalani hubungan pertemanan yang sehat.
  7. Mengawasi Jika Anak Terlibat dalam Masalah
    Periksa pesan dan aktivitas media sosial anak secara bijaksana. Meski anak Anda dikenal baik, tetap penting untuk memastikan perilakunya sesuai dengan harapan Anda, karena pada usia ini, bahkan anak yang baik pun bisa terlibat dalam perilaku yang tidak tepat.
  8. Memberikan Waktu Rehat dari Ponsel
    Meminta anak untuk mengambil jeda dari ponsel dapat membantu mengurangi intensitas emosi yang muncul akibat drama pertemanan. Ini memberikan waktu bagi anak untuk menenangkan diri dan berpikir lebih jernih.

Jika anak enggan bercerita tentang masalahnya, bukan berarti Anda gagal sebagai orang tua. Anda tetap bisa mencari bantuan dari orang dewasa lain, seperti konselor sekolah atau anggota keluarga, untuk menjadi tempat anak mencurahkan isi hatinya. Jangan ragu untuk meminta bantuan jika diperlukan.

Dengan pendekatan yang tepat, Anda bisa membantu anak menghadapi drama pertemanan dengan lebih bijak dan dewasa.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini