Inilah yang Terjadi Pada Tubuh Setelah Berpuasa Selama 7 Hari

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Metabolism telah mengungkapkan perubahan signifikan yang terjadi pada tubuh manusia selama periode puasa yang berlangsung selama tujuh hari.

Puasa, sebuah praktik yang telah dilakukan sejak zaman kuno untuk berbagai tujuan, dari aspek keagamaan hingga perawatan kesehatan, ternyata memiliki dampak yang lebih dalam daripada sekadar penurunan berat badan.

Dilakukan oleh para peneliti dari Queen Mary University of London dan Norwegia School of Sports Sciences, penelitian ini mempelajari 12 sukarelawan sehat yang menjalani puasa hanya dengan mengonsumsi air selama tujuh hari.

Selama periode ini, perubahan yang terjadi pada tubuh mereka dipantau dengan cermat, khususnya dalam hal perubahan harian pada sekitar 3.000 protein darah.

Salah satu temuan penting adalah bahwa tubuh manusia mengalami pergeseran sumber energi, beralih dari penggunaan glukosa menjadi lemak yang disimpan. Ini menyebabkan penurunan rata-rata 5,7 kg lemak dan massa tanpa lemak.

Menariknya, setelah periode puasa, kenaikan berat badan terutama terjadi pada kelompok massa tanpa lemak, sementara penurunan lemak tetap terjadi.

Direktur Claudia Langenberg dari Queen Mary’s Precision Health University Research Institute menegaskan bahwa puasa bukan hanya tentang penurunan berat badan.

Puasa, jika dilakukan dengan benar, dapat menjadi strategi efektif dalam manajemen berat badan dan memiliki manfaat kesehatan yang lebih luas. Pola makan yang populer seperti puasa intermiten juga mengklaim memiliki manfaat kesehatan selain penurunan berat badan.

Profesor Maik Pietzner, salah satu peneliti dalam studi ini, menggarisbawahi bahwa temuan mereka memberikan dasar ilmiah bagi pemahaman kuno tentang efektivitas puasa dalam mengobati kondisi tertentu.

Namun demikian, ia juga menekankan bahwa puasa mungkin tidak cocok untuk semua orang, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Dalam konteks ini, penelitian ini membuka jalan untuk lebih memahami manfaat kesehatan yang mungkin terkandung dalam praktik puasa.

Meskipun efeknya baru terlihat setelah periode puasa yang cukup panjang, temuan ini menunjukkan potensi penerapan terapi bagi mereka yang tidak dapat mempertahankan puasa berkepanjangan atau diet yang meniru puasa.

Dengan demikian, puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makanan untuk tujuan penurunan berat badan. Ini adalah proses kompleks di mana tubuh mengalami berbagai perubahan yang dapat memiliki dampak positif pada kesehatan secara keseluruhan.

Namun demikian, konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai praktik puasa tetap penting, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan yang sudah ada.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini