JANGAN DIABAIKAN! Berikut Gejala dan Risiko Komplikasi Penderita Gangguan Makan

Ilustrasi Mindfull Eating | Foto: Freepik

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Gangguan makan, atau yang sering disebut juga dengan istilah eating disorder, merupakan kondisi mental yang memengaruhi perilaku makan seseorang sehingga tidak normal.

Penderita gangguan makan dapat mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat sedikit atau sangat banyak, sambil memiliki obsesi terhadap berat badan atau bentuk tubuh mereka.

Menurut laman National Institute of Mental Health, gejala awal eating disorder sering dimulai dengan perubahan dalam pola makan, seperti makan lebih sedikit atau lebih banyak dari biasanya. Namun, seiring waktu, keinginan ini bisa menjadi terus-menerus di luar kendali individu.

Terdapat beberapa jenis gangguan makan yang umum terjadi, masing-masing dengan gejala dan risiko komplikasi yang berbeda. Berikut ini adalah enam jenis gangguan makan yang perlu kita kenali lebih lanjut:

1. Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa biasanya mulai terjadi pada masa remaja dan lebih umum dialami oleh perempuan. Penderita anoreksia nervosa sering kali memiliki persepsi tubuh yang salah, di mana mereka merasa gemuk meskipun sebenarnya sangat kurus.

Mereka cenderung terobsesi dengan berat badan, sering menimbangnya, menghindari jenis makanan tertentu, dan membatasi asupan kalori secara drastis. Dampak dari anoreksia ini bisa sangat merugikan, termasuk masalah kesehatan seperti penipisan tulang, ketidaksuburan, serta kerusakan pada rambut dan kuku.

2. Binge Eating Disorder (BED)

Binge Eating Disorder (BED) adalah salah satu gangguan makan kronis yang umum terjadi, terutama pada remaja. Penderita BED cenderung mengonsumsi jumlah makanan yang sangat besar dalam waktu singkat, seringkali kehilangan kendali saat makan berlebihan.

Namun, berbeda dengan bulimia, mereka tidak melakukan tindakan kompensasi seperti muntah atau puasa. Ini dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit serius seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

3. Bulimia Nervosa

Sama seperti anoreksia, bulimia nervosa juga sering terjadi pada masa remaja dan lebih umum dialami oleh perempuan. Penderita bulimia cenderung mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam waktu singkat, kemudian melakukan perilaku kompensasi seperti muntah, puasa, atau olahraga berlebihan.

Mereka seringkali merasa tidak bisa mengontrol pola makan mereka dan menderita perasaan bersalah setelah makan berlebihan. Bulimia bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius seperti peradangan, kerusakan gigi, dan ketidakseimbangan kadar elektrolit.

4. Pica

Pica adalah gangguan makan di mana penderitanya memiliki dorongan untuk mengonsumsi zat non-makanan seperti es, tanah, atau deterjen. Gangguan ini sering terjadi pada anak-anak, wanita hamil, dan individu dengan disabilitas mental.

5. Gangguan Ruminasi (Rumination Disorder)

Individu dengan gangguan ruminasi cenderung memuntahkan makanan yang sudah mereka telan. Kondisi ini dapat memengaruhi orang dari berbagai usia, mulai dari bayi hingga orang dewasa. Orang dewasa dengan gangguan ini seringkali membatasi asupan makanan mereka, yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan yang signifikan.

6. Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID)

ARFID adalah gangguan makan di mana individu menghindari atau membatasi makanan karena kurangnya minat atau ketidaknyamanan terhadap makanan tertentu. Hal ini dapat mengakibatkan masalah gizi dan pertumbuhan pada anak-anak, serta penurunan berat badan pada orang dewasa.

Penting untuk diingat bahwa gangguan makan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh, karena dapat memiliki dampak serius pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala gangguan makan, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan bantuan dan dukungan yang tepat.