Jangan Sembarangan Lakukan Body Shaming, Punya Dampak Buruk Bagi Kesehatan Mental

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Istilah body shaming semakin sering terdengar dalam percakapan, terutama di media sosial, dan menjadi perhatian utama dalam kesehatan mental.

Body shaming adalah tindakan mengomentari atau mengejek penampilan fisik seseorang secara negatif, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media digital.

Menurut Very Well Mind, body shaming juga masuk dalam kategori bullying verbal, dan tindakan ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik seseorang.

Dampak negatif tersebut mencakup:

1. Hilangnya Kepercayaan Diri

Korban body shaming seringkali mengalami hilangnya kepercayaan diri karena merasa ‘berbeda’ dari standar kecantikan yang diterima secara sosial. Mereka bisa merasa malu, minder, dan merasa tidak berharga.

2. Merasa Depresi

Body shaming dapat menjadi pemicu depresi, sebuah gangguan mental yang ditandai dengan perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat pada kegiatan sehari-hari, serta perubahan pola tidur dan nafsu makan.

3. Meningkatkan Risiko Gangguan Makan

Tindakan negatif terhadap penampilan fisik dapat meningkatkan risiko gangguan makan seperti anoreksia, bulimia, dan binge eating disorder. Orang yang mengalami body shaming mungkin merasa tekanan untuk mencapai standar kecantikan yang tidak realistis.

4. Merasa Cemas

Body shaming dapat menyebabkan kecemasan yang berlebihan. Perasaan khawatir, takut, atau gelisah dapat muncul, membuat korban menarik diri dari lingkungan sosial dan akhirnya mengisolasi diri.

5. Merasa Kesepian

Korban body shaming seringkali merasa kesepian karena takut akan penolakan oleh orang lain. Rasa takut ini dapat mendorong mereka untuk menjauh dari interaksi sosial, memperburuk isolasi diri, dan meningkatkan perasaan kesepian.

Penting untuk meningkatkan kesadaran akan dampak negatif body shaming pada kesehatan mental. Menjaga lingkungan yang positif dan mendukung serta merangsang peningkatan self-love dan body positivity dapat menjadi langkah awal dalam memerangi tindakan negatif ini.

Melalui pendidikan dan pemahaman, kita dapat bersama-sama menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan penuh kasih, di mana setiap individu merasa diterima tanpa penilaian berdasarkan penampilan fisiknya.