SUBANG, TINTAHIJAU.com – Ketika seorang laki-laki memutuskan untuk berkeluarga, peran yang diembannya tidak hanya sebagai kepala keluarga, tetapi juga sebagai ayah yang harus menghadapi berbagai tanggung jawab.
Dalam rumah tangga, suami dan istri memang berbagi tugas dan tanggung jawab. Namun, ada beberapa aspek yang lebih membutuhkan perhatian laki-laki, terutama dalam hal menanggung beban.
Founder Fatherman sekaligus praktisi Islamic parenting, Ustadz Bendri Jaisyurrahman, menekankan bahwa seorang laki-laki perlu memiliki kemampuan untuk menanggung beban, baik fisik maupun emosional.
Ia mengibaratkan laki-laki sebagai kaki yang memiliki peran utama dalam menopang beban. Dalam sebuah podcast Kompas Lifestyle bertajuk “Fatherless Bikin Anak Mudah Jatuh Cinta pada Orang yang Salah”, Ustadz Bendri menjelaskan alasan di balik analogi tersebut.
Laki-laki dan Fitrah Menahan Beban
Menurut Ustadz Bendri, dalam bahasa Arab, laki-laki disebut ‘rajulun’, yang berasal dari kata ‘rijulun’ atau kaki. Filosofi ini mencerminkan bahwa laki-laki memiliki fungsi utama untuk menahan beban, seperti halnya kaki yang menjadi penopang tubuh saat berdiri atau bergerak.
Dalam dunia bela diri, misalnya, seorang pria yang memiliki kaki lemah akan mudah dijatuhkan oleh lawannya. Oleh karena itu, kemampuan untuk menahan beban menjadi salah satu fitrah laki-laki yang harus dikembangkan sejak dini.
Tantangan dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, beban yang ditanggung laki-laki bisa datang dari berbagai arah. Setelah pulang kerja, seorang suami mungkin harus mendengarkan curhatan istrinya yang membutuhkan dukungan emosional. Selain itu, tetangga atau mertua bisa saja meminta bantuan, meskipun laki-laki tersebut sedang merasa lelah. Ustadz Bendri menyebutkan bahwa risiko ini adalah bagian dari peran seorang laki-laki yang memang dipersiapkan untuk menghadapi dan menanggung beban.
Pentingnya Melatih Anak Laki-laki Sejak Kecil
Ustadz Bendri menekankan pentingnya membiasakan anak laki-laki untuk aktif sejak kecil. Dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk bergerak bebas dan berpartisipasi dalam berbagai aktivitas fisik, anak-anak akan terbiasa menghadapi tantangan dan menanggung beban. Hal ini diharapkan dapat membentuk kekuatan mental yang akan sangat berguna ketika mereka dewasa dan harus menghadapi berbagai beban dari lingkungan sekitar.
“Jika ada laki-laki yang bahkan istrinya tidak berani curhat karena khawatir dia akan mudah terbawa perasaan (baper), itu tandanya fitrah ‘rajulun’ dalam dirinya belum tumbuh dengan baik,” ujar Ustadz Bendri
Peran laki-laki dalam keluarga tidak hanya sebatas menjadi pemimpin, tetapi juga sebagai penopang utama yang siap menanggung berbagai beban. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendidik anak laki-laki agar tumbuh menjadi pribadi yang kuat, baik secara fisik maupun mental. Pembiasaan aktivitas fisik dan ruang gerak yang luas sejak kecil diharapkan dapat membantu mereka menghadapi berbagai tantangan di masa depan dengan lebih baik.
Dengan menumbuhkan fitrah ‘rajulun’, seorang laki-laki dapat menjalankan perannya dengan lebih optimal, menjadi penopang bagi keluarga, serta siap menghadapi berbagai beban yang datang dari orang-orang di sekitarnya.