JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Perubahan sikap anak yang tiba-tiba menjadi sulit diatur atau bahkan melawan tentu membingungkan bagi orang tua. Padahal, sebelumnya Si Kecil adalah anak yang manis dan penurut.
Kondisi ini sering kali dialami oleh banyak orang tua ketika anak memasuki usia balita. Pada tahap ini, anak mulai memiliki pendapat dan pandangan sendiri yang mereka yakini benar.
Namun, ada beberapa faktor eksternal yang bisa menyebabkan perubahan sikap ini, di antaranya:
- Komunikasi yang Kurang Tepat
Cara orang tua berkomunikasi dengan anak sangat mempengaruhi sikap anak. Berbicara dengan nada tinggi, menyalahkan, atau kurang memberi perhatian bisa membuat anak merasa tidak didengar, sehingga mereka melawan. Menggunakan kata-kata sopan dan intonasi yang tepat sangat penting agar komunikasi berjalan dengan baik. - Anak Terlalu Dimanja
Memenuhi kebutuhan dan keinginan anak secara berlebihan bisa membuatnya menjadi anak yang rapuh. Ketika suatu saat keinginannya tidak terpenuhi, anak bisa melawan karena tidak terbiasa dengan penolakan. - Orang Tua Selalu Mengkritik
Kritik yang terus-menerus, tanpa memberi apresiasi atau saran yang bijak, dapat membuat anak merasa selalu disalahkan. Anak yang merasa demikian cenderung melawan sebagai bentuk pembelaan diri. - Orang Tua Otoriter
Sikap orang tua yang otoriter, terlalu menekan, dan memaksa anak untuk selalu menuruti keinginan mereka tanpa mempertimbangkan kemampuan anak, sering menjadi penyebab perlawanan. Anak yang merasa ditekan akan memberontak jika ia merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi orang tua. - Kurangnya Bimbingan Orang Tua
Kesibukan orang tua terkadang membuat anak kekurangan bimbingan dan perhatian. Meskipun kebutuhan materi anak terpenuhi, ia tetap membutuhkan didikan mengenai sopan santun dan perilaku baik dari orang tuanya. - Hubungan Orang Tua yang Kurang Harmonis
Pertengkaran antara orang tua bisa berdampak pada emosional anak. Hubungan suami istri yang tidak harmonis juga memengaruhi cara orang tua memberikan kasih sayang kepada anak, sehingga anak bisa ikut terlibat dalam konflik dengan orang tuanya. - Pengaruh Lingkungan
Lingkungan tempat anak beraktivitas, seperti sekolah atau lingkungan bermain, sangat mempengaruhi perilakunya. Jika anak sering berinteraksi dengan teman yang suka melawan orang tua, ada kemungkinan ia akan meniru perilaku tersebut. - Pengaruh Tontonan dan Permainan
Tontonan atau permainan yang tidak sesuai dengan usia anak juga bisa memengaruhi sikapnya. Orang tua perlu lebih sering menemani dan memantau tontonan serta permainan anak agar anak tidak terpengaruh oleh perilaku buruk dari karakter yang ia tonton atau mainkan. - Mencontoh Orang Tua
Anak adalah peniru ulung, dan orang tua adalah role model utamanya. Jika anak melihat orang tua keras kepala atau bertengkar, ia akan cenderung meniru perilaku tersebut. Oleh karena itu, orang tua perlu memberi contoh yang baik agar anak juga mengikuti perilaku positif.
Untuk menghadapi perubahan sikap anak yang sulit diatur, penting bagi orang tua untuk introspeksi diri dan memahami faktor-faktor yang memengaruhi perilaku anak. Dengan komunikasi yang baik, bimbingan yang tepat, serta lingkungan yang positif, sikap anak dapat kembali menjadi lebih baik.