SUBANG, TINTAHIJAU.com – Kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW adalah salah satu aspek yang fundamental dalam keimanan umat Islam.
Peristiwa luar biasa ini, yang terjadi pada tanggal 27 Rajab, menggambarkan perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis, serta dari bumi hingga ke Sidratul Muntaha.
Isra Miraj disebutkan dalam surah Al Isra ayat 1, sebagai salah satu mukjizat Rasulullah SAW.
Menurut catatan sejarah dalam buku Shahih Shirah Nabawiyah terjemahan Farid Qurusy dan buku Sirah Nabawiyah Edisi Indonesia oleh Sheikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri terjemahan Kathur Suhardi, peristiwa Isra Miraj terjadi setelah Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Thaif. Tujuannya adalah untuk menghibur Rasulullah SAW.
Dalam beberapa riwayat yang sahih, diketahui bahwa ketika berada di Masjidil Haram, dada Rasulullah SAW dibelah dan hatinya dicuci oleh Malaikat Jibril. Kemudian, Rasulullah SAW diangkat oleh Malaikat Jibril pada malam Isra dari Masjidil Haram menuju Baitul Maqdis dengan menggunakan kendaraan buroq.

Sesampainya di Baitul Maqdis, Rasulullah SAW memimpin salat bersama para nabi yang lain, sementara buroqnya diikat di pintu masjid. Dari sana, Rasulullah SAW naik ke langit dunia bersama Malaikat Jibril, bertemu dengan para nabi seperti Adam AS, Yahya AS, Yusuf AS, Idris AS, Harun AS, Musa AS, dan Ibrahim AS.
Di Sidratul Muntaha, Rasulullah SAW menerima wahyu langsung dari Allah SWT, yang awalnya menetapkan salat 50 kali sehari. Namun, setelah meminta keringanan dan mendapat petunjuk dari Nabi Musa AS dan Malaikat Jibril, kewajiban salat ditetapkan menjadi lima rakaat.
Isra Miraj juga memberikan Rasulullah SAW pengalaman melihat berbagai hal, seperti empat sungai di surga termasuk Sungai Nil dan Eufrat, malaikat penjaga neraka yang tidak tersenyum, serta pemandangan surga dan neraka. Allah SWT juga menunjukkan kepada beliau tentang umatnya yang menerima siksa di neraka karena pelanggaran terhadap perintah-Nya.
Menurut Ibnul Qayyum, ketika Rasulullah SAW menyampaikan peristiwa Isra Miraj kepada kaumnya, kaum mukminin mempercayainya sementara orang-orang musyrik mendustakannya. Peristiwa ini menjadi tanda kekuasaan Allah SWT dan ujian bagi orang-orang kafir serta mereka yang imannya tergoncang.
Isra Miraj bukan hanya peristiwa historis, tetapi juga menjadi sumber ketenangan dan kekuatan bagi umat Islam. Kesaksian Rasulullah SAW tentang perjalanan ini memperkuat keyakinan umatnya dan mengingatkan akan kebesaran Allah SWT yang tidak terbatas.
Sumber: detikcom





