SUBANG, TINTAHIJAU.com – Ketika pria jatuh sakit, sikap mereka sering kali terlihat lebih manja dan rentan, berbeda dengan perempuan yang cenderung tetap aktif meskipun terserang penyakit ringan.
Fenomena ini telah menjadi objek penelitian dan kini ada penjelasan medis dan psikologis yang mendukung perilaku tersebut.
Menurut psikolog William Pollack Ph.D, pria cenderung lebih mengekspresikan gejala penyakit yang mereka alami dengan lebih intens daripada perempuan. Hal ini bisa membuat mereka terlihat lebih manja dan kesal karena harus menghadapi kondisi sakit tersebut. Namun, perbedaan ini tidak selalu signifikan.
Di sisi lain, menurut dokter Robert L. Wergin, perbedaan sikap saat sakit antara pria dan wanita lebih dipengaruhi oleh kepribadian daripada gender. Individu yang lebih peduli terhadap kesehatan mereka cenderung merespons sakit dengan lebih serius, terlepas dari jenis kelamin mereka.
Penelitian juga menunjukkan bahwa hormon estrogen dalam tubuh wanita dapat memperlambat perkembangan virus, sehingga gejala penyakit pada wanita cenderung lebih ringan. Sementara itu, pada pria, testosteron dapat memengaruhi bagian otak yang mengontrol suhu tubuh, menyebabkan demam cenderung lebih tinggi.
Selain faktor biologis, faktor budaya juga berperan dalam sikap pria saat sakit. Budaya yang mengajarkan bahwa pria harus kuat dan tidak boleh menunjukkan kelemahan membuat mereka merasa lebih terbebani saat jatuh sakit, yang pada gilirannya dapat menyebabkan tingkat stres yang lebih tinggi.
Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat lebih memahami mengapa pria sering kali bersikap manja saat sedang sakit. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki respons yang berbeda terhadap sakit, yang tidak selalu berkaitan dengan jenis kelamin mereka.
