SUBANG, TINTAHIJAU.com – Terdapat berbagai cara untuk merawat kesehatan otak, salah satunya adalah dengan mengurangi konsumsi makanan yang berdampak negatif. Pertanyaannya, makanan apa yang paling merugikan bagi kesehatan otak?
Dale Bredesen, seorang peneliti neurosains dan ahli dalam penyakit neurodegeneratif, menyoroti pentingnya menjaga kesehatan otak sedini mungkin.
“Kesehatan optimal otak mengacu pada mengurangi peradangan dan paparan racun, memiliki kemampuan metabolisme yang fleksibel, mendukung aliran darah dan oksigenasi, fungsi mitokondria, serta nutrisi yang memadai, serta mendapatkan dukungan nutrisi saraf yang cukup,” tutur Dale.
Banyak faktor yang berperan dalam risiko masalah kesehatan otak, termasuk beberapa yang di luar kendali seperti faktor genetik dan usia. Meskipun begitu, ada faktor lain yang dapat mendukung menjaga otak tetap dalam kondisi optimal, seperti menghindari merokok, berolahraga secara aktif, dan menjaga berat badan yang ideal.
Selain itu, para pakar merekomendasikan menjalani pola makan kaya antioksidan dan fokus pada nutrisi seperti omega-3 dan vitamin B yang alami dapat mendukung kesehatan otak.
Mengonsumsi porsi harian yang cukup buah dan sayur dapat meningkatkan kinerja kognitif dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi sedikit buah dan sayur dalam makanan mereka.
Karena itu, mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi dengan kandungan antioksidan, lemak sehat, dan mikronutrien dapat mendukung kesehatan otak.
Di sisi lain, terdapat makanan tertentu yang mungkin bertentangan dengan tujuan menjaga kesehatan otak, terutama jika Anda sering mengonsumsinya dalam menu harian Anda. Menurut laporan dari Eat This Not That, berikut adalah daftar makanan yang paling buruk bagi kesehatan otak.
1. Ayam Goreng
Segala jenis makanan yang digoreng dalam minyak panas tentunya terasa enak, termasuk ayam goreng yang renyah. Namun, mengonsumsi makanan yang digoreng seperti ayam goreng secara berlebihan tentu tidak disarankan untuk kesehatan otak.
Sebuah analisis komprehensif di American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan hubungan antara sering mengonsumsi makanan digoreng dan peningkatan risiko gangguan kognitif.
Sebagai alternatif, lebih baik Anda memilih untuk mengolah ayam dengan cara dipanggang.
2. Permen Jelly
Hampir semua orang menyukai makanan manis. Namun permen seperti permen jelly umumnya tidak memiliki nilai gizi yang signifikan, karena mayoritas terbuat dari gula murni. Meskipun glukosa, bentuk gula yang diperlukan sebagai sumber energi, diperlukan oleh tubuh, konsumsi berlebihan gula telah dikaitkan dengan masalah memori dan peningkatan risiko demensia.
Sebaiknya, simpanlah permen-permen berbentuk seperti permen jelly sebagai makanan sesekali, dan pilih camilan manis yang lebih kaya nutrisi untuk konsumsi sehari-hari, seperti buah-buahan.
3. Ikan dengan Kandungan Merkuri Tinggi
Meskipun para ahli menganjurkan untuk mengonsumsi ikan dan kerang sebagai bagian dari makanan yang mendukung kesehatan otak karena kandungan lemak sehat dan kolin, namun ada beberapa peringatan yang perlu diperhatikan sesuai dengan pedoman tersebut.
Pertama, hindari menggoreng makanan laut, karena konsumsi makanan digoreng berkaitan dengan risiko kesehatan kognitif yang lebih buruk. Kedua, perlu dihindari ikan yang memiliki kandungan merkuri yang tinggi. Ikan pedang, sebagai contoh, memiliki ukuran besar dan dikenal memiliki akumulasi merkuri yang lebih tinggi dalam dagingnya.
Kadar merkuri yang tinggi berhubungan dengan penurunan performa dalam tes fungsi kognitif.
Menurut saran dari Bredesen, pilihan alternatif yang enak termasuk ikan hasil tangkapan liar yang dikenal sebagai ikan SMASH (salmon, mackerel, teri, sarden, dan herring), yang memiliki kandungan lemak omega-3 yang tinggi dan kadar merkuri yang sangat rendah, berbeda dengan ikan tuna, hiu, dan todak.
4. Makanan Olahan
Terlalu sering mengonsumsi makanan olahan seperti sosis hot dog dapat berdampak negatif pada kesehatan otak, terutama jika Anda tidak menyeimbangkannya dengan konsumsi makanan yang mendukung kesehatan otak seperti salmon, kenari, dan sayuran berdaun hijau.
Banyak penelitian mengaitkan konsumsi daging olahan dengan efek buruk pada kesehatan kognitif. Sebagai contoh, penelitian baru-baru ini yang dipublikasikan dalam European Journal of Nutrition menemukan bahwa individu yang mengonsumsi lebih banyak daging olahan dan makanan serupa cenderung memiliki performa yang lebih rendah dalam tes tertentu.
Bredesen menambahkan, “Daging yang mengandung nitrat dan nitrit seperti sosis hot dog, ham, dan daging olahan lainnya meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson, serta meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes.”
5. Makanan Cepat Saji
Kemasan makanan cepat saji sering mengandung zat perfluoroalkyl dan poli-fluoroalkyl (PFASs), bahan kimia yang terkait dengan berbagai dampak negatif pada kesehatan, termasuk efek buruk pada kesehatan kognitif.
Bahan kimia PFAS ini ditemukan pada bungkus hamburger, kotak pizza, dan kemasan lainnya yang tahan terhadap minyak. Bahan kimia ini dapat larut dalam makanan dan meningkatkan paparan makanan terhadap bahan kimia tersebut, yang mungkin tidak baik untuk kesehatan kognitif.
6. Donat
Donat umumnya mengandung tambahan gula, dan jika dikonsumsi berlebihan, telah terkait dengan penurunan fungsi kognitif.
Selain itu, donat sering digoreng dan masuk dalam kategori makanan ultra olahan, menggambarkan betapa merugikannya mengonsumsinya secara rutin bagi kesehatan otak.
7. Biskuit
Jika Anda membuat biskuit menggunakan bahan shortening, bisa jadi Anda mengonsumsi lemak trans yang jika dikonsumsi berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada otak dan sistem saraf.
Penting untuk memperhatikan bahan-bahan yang digunakan saat membuat adonan dan lebih baik memilih opsi yang lebih sehat seperti roti gandum saat memutuskan menu sarapan Anda.
Itulah 7 jenis makanan yang akan memiliki dampat buruk untuk kesehatan otak jika dikonsumsi secara berlebihan.