Ragam  

Waspadai Efek Samping Diet Tanpa Gula, Ini Hal-Hal yang Perlu Diketahui

JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Diet tanpa gula kini menjadi tren gaya hidup sehat yang mulai diikuti oleh banyak orang. Diet ini dilakukan dengan menghindari konsumsi segala bentuk gula tambahan, seperti gula pasir, sirup jagung tinggi fruktosa, hingga pemanis buatan. Tujuannya jelas: menurunkan risiko penyakit seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan metabolik.

Namun di balik manfaatnya, perubahan drastis pada pola makan ini dapat menimbulkan sejumlah efek samping fisik maupun mental, terutama pada tahap awal penerapan diet. Berdasarkan informasi dari laman Health Shots, berikut beberapa efek yang perlu diwaspadai saat menjalani diet tanpa gula.

1. Gangguan Tidur
Saat tubuh kekurangan gula, sistem saraf membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Gula diketahui berperan dalam produksi serotonin, hormon yang mendukung relaksasi dan kualitas tidur. Penurunan kadar serotonin akibat kurangnya asupan gula dapat menyebabkan sulit tidur, sering terbangun di malam hari, bahkan mengalami mimpi yang aneh. Efek ini umumnya dirasakan pada minggu pertama diet.

2. Perubahan Suasana Hati
Menghentikan konsumsi gula secara mendadak dapat menyebabkan perubahan suasana hati. Gula memicu pelepasan dopamin, zat kimia otak yang menimbulkan rasa senang. Tanpa asupan gula, kadar dopamin bisa turun, mengakibatkan munculnya rasa cemas, mudah marah, atau depresi ringan. Dalam jurnal Frontiers in Psychiatry (2018), dijelaskan bahwa gula memiliki efek mirip zat adiktif, sehingga penghentiannya dapat memicu gejala withdrawal secara emosional.

3. Gangguan Pencernaan
Diet tanpa gula biasanya mendorong peningkatan konsumsi makanan alami tinggi serat, seperti sayuran dan biji-bijian, serta mengurangi makanan olahan rendah serat. Perubahan ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan mikrobiota usus di awal diet, yang ditandai dengan gejala seperti perut kembung, sembelit, atau rasa tidak nyaman di perut. Namun, gejala ini umumnya bersifat sementara dan akan membaik seiring adaptasi tubuh terhadap pola makan baru.

4. Ngidam Gula
Ngidam gula atau sugar craving menjadi tantangan besar saat menjalani diet ini. Otak yang terbiasa dengan lonjakan dopamin dari konsumsi gula akan memunculkan dorongan kuat untuk kembali mengonsumsinya, terutama di sore atau malam hari. Studi dalam Neuroscience & Biobehavioral Reviews (2016) menyebutkan bahwa craving gula melibatkan respons neurologis serupa dengan kecanduan ringan terhadap zat adiktif. Mengonsumsi camilan sehat seperti buah rendah gula atau kacang-kacangan bisa menjadi solusi untuk mengatasinya.

5. Sakit Kepala
Sakit kepala juga merupakan gejala umum dalam 3 hingga 5 hari pertama diet tanpa gula. Hal ini disebabkan oleh perubahan metabolik tubuh akibat penurunan glukosa secara mendadak. Selain itu, dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit turut berkontribusi terhadap munculnya rasa sakit di kepala. Disarankan untuk memperbanyak minum air putih dan menjaga keseimbangan asupan magnesium serta elektrolit lainnya.

Dengan memahami efek-efek ini, masyarakat diharapkan dapat lebih siap secara fisik dan mental sebelum memutuskan untuk memulai diet tanpa gula. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter juga dianjurkan guna mendapatkan panduan yang tepat sesuai kondisi tubuh masing-masing.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini