CERPEN: Salah Kamar di Apartemen Angker

Pada suatu hari saat saya masih berumur 11 tahun sekitar kelas 5 SD. Mamah Saya
merupakan seorang Guru, disuatu SMP. Agenda tahunan di Sekolah Mamahku itu adalah Jalan-jalan keluar kota bersama keluarga.

Pada saat itu agendanya pergi jalan-jalan ke
JOGJAKARTA. Maka dari itu mamah ku mengajak saya, kakak-kakak saya dan juga papah saya. Tetapi papah saya dan kakak laki-laki ke 1 tidak mau ikut jalan-jalan nya. Awalnya sayadan keluarga saya sempat ragu untuk ikut, tetapi jika tidak ikut pengalaman dan kesempatan jalan-jalan ke jogjakarta tidak akan tercapai.

Hari kedua sebelum berangkat, jadinya yang ikuthanya Saya, mamah, teteh, dan juga kakak laki-laki ku yang ke 2. Satu hari sebelum berangkat kami semua bersiap-siap untuk pergi ke jogjakarta, mamah Saya mempersiapkan baju, Saya dan kakak saya pergi berbelanja untuk kebutuhan kita ketika di perjalanan.

Hari keberangkatan pun tiba saya dan keluarga saya pun pergi jalan-jalan ke Jogjakarta menggunakan bus, dan di dalamnya terdapat keluarga-keluarga dari teman mamah ku.

Perjalanan ke Jogja menggunakan bus itu lumayan menguras tenaga, walaupun saya bukan orang yang mengendarai busnya. Perjalanan ke Jogjakarta membutuhkan waktu satu hari satu malam sepertinya, saya merasa cape walaupun kerjaan saya makan, tidur, dan buang air kecil.

Karna posisi kita di bus itu selalu duduk jadi kita duduk emng sampai benar-benar cangkeul.

Saya dan Keluarga saya sampai jogjakarta pada saat masih sangat pagi, subuh lah… Kami berhenti di rest area yang terdapat restoran di dalam nya kami makan dan sarapan bersama di sana, lalu karena merasa kotor selama di bu. Jadi kita memutuskan untuk mandi di sekitar restoran, di toilet umum tentunya. Setelah itu kami bersiap-siap lagi untuk masuk ke bus dan pergi lagi untuk sampai ke apartemen.

Namanya juga anak-anak kalo jalan-jalan pasti senang banget kan. Saya benar-benar senang saat tau kami akan ke apartemen. Tak lama kemudian kami pun sampai ke apartemen tersebut, saat saya keluar dari bus tersebut perasaan saya cukup kecewa. Saya melihat apartemen tinggi tetapi entah mengapa dia memilih cat berwarna merah.

Hawa nya terasa berbeda disana, para pelayan disana pun saya rasa bebeda, muka mereka datar dan tidak terlalu berekspresi.

Pada saat itu nomor kamarpun dibagikan, hampir semua keluarga dari sekolah ini diberikan nomor kamar yang berada dilantai 5 dan 6, mamah ku awalnya mendapatkan nomor lamar di lantai 5, kami masuk ke kamar itu dan siap siap membereskan baju-baju dikoper kami, dan ternyata ada satu keluarga masuk ke kamar ku dan mereka bilang bahwa kamar yang kita masuki itu adalah kamar mereka. Kami tentunya panik, berarti kami ini salah kamar dong.

Mamah ku mengecek ke lobi dan menanyakan lagi kamar berapa yang harus kita inappi. Mamah ku sudah menanyakan dan ternyata kami mendapatkan kamar di lantai 3 dan kamar itu paling pojok. Setelah itu kami naik turun tangga karena kami lihat lift nya kurang berfungsi. Jadinya kami memakai lantai manual untuk pergi ke pantai tiga. Lorong-lorong di setiap lantai itu sangat gelap, saya sangat ketakutan berada disana. Hingga akhirnya kami masuk ke kamar tersebut yang ada di lantai 3.

Pertama masuk sih emang hawa agak berbeda, tetapi kami tidak mementingkan hal itu. Makanya dari itu kami beres-beres koper untuk beberapa hari di jogjakarta ini. Sore hari pun tiba kami bersiap-siap lagi untuk pergi makan bersama di suatu restoran. Sebelum kami berangkat kami mandi terlebih dahulu, saat saya menggunakan shower. Shower tersebut bunyi terus menerus terapi kami berusaha untuk tidak berfikir yang tidak-tidak.

Setelah itu pun kami pergi ke restoran itu. Karena di apartemen itu banyak sekali raungannya kami sedikit ketakutan jika hanya kami yang ada di situ makanya dari itu mamah ku menyuruh salah satu penjaga sekolah untuk menginap di salah satu kamar kami.

Beliau pun meng-iyakan, dan setelah dari restoran itu kami pergi rekreasi ke salah satu
pariwisata di jogjakarta. Saat dalam perjalanan, salah satu guru di bis kami mencari tahu tentang apartemen itu. Ternyata apartemen itu angker. Kami semua kaget mendengar hal itu kami berusaha tidak mencari tahu hal itu takutnya kami malah berfikir yang aneh-aneh terus.

Kami pun sampai di apartemen lagi kami semua sudah cape karena sudah banyak rekreasi kesana kemari. Lalu kami semua tertidur, pada tengah hari kami sempat kaget karena ada orang yang mengetuk pintu terus menerus. Kami takut tetapi kami biarkan saja.

Pagi hari tiba semua langsung bersiap-siap lagi untuk pergi dari apartemen tersebut. Kami rasa kami tidak bisa berlama-lama untuk tinggal di situ. Maka dari itu kami siap-siap dan pergi meninggalkan apartemen itu. Untungnya tidak banyak hal-hal yang terjadi dan membahayakan keluarga ku. Setelah itu kami pulang dan berekreasi terlebih dahulu sebelum pulang.

Kami pun sampai ke rumah, saat di rumah kakak ku yang ke-2 dan papah ku bertanya semua tentang jalan-jalan ke jogjakarta. Lalu kami menceritakan hal hal yang menakutkan disana.
Kakak ku pun mencari tahu tentang apartemen itu. Dan ternyata benar apartemen itu memang angker, dan kami membacakan artikel-artikel orang-orang dan yah yang paling angker di apartemen itu adalah kamar yang berada di lantai 3 yang bertepatan di kamar kami.

Salwa Nur Fadhillah Darmawan, Siswa SMAN 1 Subang

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini