OPINI: Menyelami Makna Khastavara: Refleksi Seni dan Keberlanjutan

Oleh: Oke Rosgana, S.Sn.

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Masa remaja adalah fase penting dalam kehidupan manusia. Pada masa ini, pencarian jati diri berlangsung intens, membentuk dasar nilai dan pandangan hidup seseorang. Setiap pengalaman yang dilalui, termasuk dalam ranah pendidikan dan kreativitas, menjadi warna yang akan terus terbawa di fase kehidupan selanjutnya.

Hal ini tercermin dalam karya para siswa SMA Negeri 1 Subang yang mengusung tema Khastavara. Dalam proyek kreatif ini, mereka menunjukkan pemahaman mendalam terhadap isu keberlanjutan sekaligus nilai estetika seni rupa. Dengan memilih bahan kayu bekas, seperti meja dan kursi yang sudah tidak terpakai, para siswa tidak hanya menciptakan karya seni, tetapi juga memberikan makna baru pada material yang dianggap usang.

Khastavara: Mengangkat Derajat Kayu

Khastavara, berasal dari dua kata, khasta yang berarti potongan kayu dan vara yang berarti sesuatu yang bernilai. Istilah ini menggambarkan penghargaan terhadap kayu sebagai material unggul. Kayu tidak hanya dipandang dari sisi fungsionalnya, tetapi juga dari estetika dan filosofinya.

Dalam konteks ini, siswa tidak ingin kayu, hasil dari pengorbanan lingkungan berupa penebangan pohon, kehilangan maknanya. Sebaliknya, mereka berupaya mengangkat nilai kayu menjadi lebih tinggi melalui kreativitas dan inovasi.

Langkah ini menunjukkan kesadaran kritis terhadap keberlanjutan lingkungan. Dalam proyek ini, para siswa tidak sekadar membuat karya seni, tetapi juga belajar menghargai sumber daya alam yang terbatas. Khastavara menjadi simbol penghormatan terhadap alam dan komitmen untuk berkontribusi pada kelestariannya.

Seni di Tengah Keterbatasan

Seni rupa di tingkat sekolah menengah, sayangnya, sering kali hanya mendapat porsi kecil dalam kurikulum. Dua jam pelajaran per minggu di tahun kedua adalah ruang yang sempit untuk mengeksplorasi potensi kreatif siswa. Namun, keterbatasan ini justru menjadi tantangan yang memicu semangat mereka untuk berkarya.

Dalam proyek ini, para siswa menemukan kebahagiaan sekaligus tekanan. Kebahagiaan karena seni rupa menjadi aktivitas yang menyegarkan dari rutinitas mata pelajaran eksak. Tekanan karena waktu yang terbatas memaksa mereka untuk berpacu seperti Sangkuriang yang dikejar fajar. Meski demikian, proses ini melahirkan pengalaman berharga yang membentuk karakter dan keterampilan siswa.

Peran Guru sebagai Inspirator

Keberhasilan proyek seperti Khastavara tidak lepas dari peran guru seni rupa. Guru tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga inspirator yang mampu menjembatani ide-ide siswa dengan realitas. Dalam kolaborasi antara guru dan siswa ini, tercipta hubungan simbiosis mutualisme yang saling memperkaya.

Guru dengan kreativitasnya memandu siswa untuk memahami nilai seni sekaligus pentingnya keberlanjutan. Di sisi lain, antusiasme siswa memberi energi baru bagi guru untuk terus berinovasi. Inilah salah satu bentuk pendidikan yang ideal, di mana proses belajar mengajar tidak hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga membangun karakter.

Khastavara adalah bukti bahwa seni rupa tidak hanya sekadar hiasan, tetapi juga memiliki makna mendalam. Proyek ini mengajarkan siswa untuk menghargai alam, berpikir kreatif, dan bekerja sama dalam menciptakan sesuatu yang bermakna.

Sebagaimana seni rupa memberi warna pada masa remaja mereka, pengalaman ini juga akan menjadi bekal yang berharga di masa depan. Kreativitas, kerja keras, dan kepedulian terhadap lingkungan adalah nilai-nilai yang akan terus mereka bawa, membentuk mereka menjadi individu yang berkontribusi bagi dunia.

Melalui Khastavara, kita belajar bahwa seni bukan sekadar karya, tetapi juga cerminan rasa syukur dan tanggung jawab kita terhadap alam. Dari potongan kayu yang dianggap usang, lahir nilai-nilai kehidupan yang mengajarkan bahwa setiap hal, sekecil apa pun, memiliki potensi untuk menjadi luar biasa.

Semoga semangat ini terus hidup, menginspirasi generasi muda untuk tidak hanya berkarya, tetapi juga peduli dan memberi makna pada dunia. Karena pada akhirnya, apa yang kita cipta hari ini akan menjadi jejak yang kita wariskan untuk masa depan.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini