
Saat ini kita hidup di tengah polikrisis —sebuah dunia yang dipenuhi catastrophic events seperti perang, ketidakpastian ekonomi, inflasi, resesi, krisis iklim, dan lain sebagainya.
Pada panelAnnual Assembly World Economic Forum (Davos, 22-26 Mei 2022), Profesor Sejarah Universitas Columbia, Adam Tooze menjelaskan polikrisis sebagai sebuah ‘kebingungan kolektif’secara bersamaan, “Jika Anda merasa bingung,dan seolah-olah segala sesuatu berdampak pada Anda semua pada saat yang sama, ini bukanlah pengalaman pribadi; ini sebenarnya adalah pengalaman kolektif.”
Apa yang disebut oleh penulis buku Crashed: How a Decade of Financial Crises Changed the World dan Shutdown: How Covid Shook the World’s Economic tersebut, relevan dengan penjelasanThe Global Risks Report 2023, bahwa saat ini terjadi peningkatan krisis dimana-mana, dan ‘akumulasi krisis’ tersebut menjadi tidaklah sesederhana yang dapat dibayangkan.
Secara global, The Global Risks Report 2023 melihat adanya interkoneksi antarkrisis yang ada seperti krisis biaya hidup, konfrontasi geoekonomi, bencana alam dan cuaca ekstrem, erosi kohesi sosial, konflik antarnegara, kriminalitas dunia maya, hingga penggunaan senjata pemusnah massal—untuk menyebut prediksi krisis global dua tahun depan (WEC, 2023). Pada KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (10-11 Mei 2023).
ASEAN telah menghasilkan 125 poin terkait pembangunan komunitas, pertumbuhan ekonomi, pandangan tentang Indo-Pasifik, integrasi, konektivitas, dan lain sebagainya (asean.org, 2023), dan diharapkan pada KTT ke-43 di Jakarta Convention Center, Jakarta (5-7 September 2023) kesepakatan sebelumnya dapat diimplementasikan lebih konkret.
Kesepakatan tersebut adalah bagian dari ‘ASEAN way’ untuk menanggapi polikrisis berbasis pada tiga pilar kerja sama ASEAN: politik dan keamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Tulisan ini akan mengelaborasi beberapa polikrisis yang berkelindan antara unsur global dan regional kawasan ASEAN.
“Geoeconomic confrontation” atau perang geoekonomi dimasukkan The Global Risks Report 2023 sebagai salah satu problem global dua tahun ke depan. Perang tersebut tidak hanya antara negara besar (sebutlah Amerika versus China) tapi juga antara negara aliansi dan nonaliansi (sebutlah antara Jerman dengan Rusia).
Untuk mengamankan pasokan energinya, Jerman misalnya menyita saham perusahaan energi Rusia di Jerman, Rosneft yang berkontribusi sekitar 12% kapasitas kilang minyak negara tersebut (dw.com, 16 September 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com