SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Aktivis Empirium Pengkajian Islam dan Riset Sosial (Empiris) Subang, Irvan Mulyawan, mendesak Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Subang segera memasang zebra cross di depan sekolah-sekolah. Desakan ini muncul sebagai langkah pencegahan terhadap potensi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan siswa.
“Pemerintah dalam hal ini Dishub membuat zebra cross di setiap depan sekolah. Kita tidak mau ada kejadian siswa yang tertabrak,” tegas Irvan, Senin (30/9/2025).
Irvan menjelaskan, zebra cross bukan sekadar marka jalan, melainkan fasilitas vital untuk keselamatan. Kehadirannya memberi perlindungan bagi pejalan kaki, terutama pelajar yang kerap menyeberang di area sekolah. Zebra cross juga mendisiplinkan pengguna jalan agar tidak menyeberang sembarangan, sekaligus memberikan hak prioritas kepada pejalan kaki yang berada di jalurnya.
“Selain itu zebra cross menjadi pengingat bagi pengendara agar memperlambat laju kendaraan ketika melintas di sekitar sekolah,” ujarnya.
Fakta di lapangan menunjukkan, mayoritas sekolah di Kabupaten Subang, baik tingkat SD hingga SMA sederajat, tidak memiliki zebra cross di depan gerbang. Kondisi ini kian mengkhawatirkan karena banyak sekolah berhadapan langsung dengan jalan raya yang padat dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.
Tanpa adanya marka penyeberangan, pelajar kerap mengambil risiko menyeberang secara sembarangan. Hal ini tidak hanya membahayakan siswa, tetapi juga berpotensi menimbulkan kecelakaan yang merugikan pengendara maupun pengguna jalan lainnya.
Irvan menegaskan, Dishub tidak seharusnya beralasan terkait kewenangan antara jalan milik Pemkab Subang atau Pemprov Jawa Barat. “Yang harus dikedepankan adalah penyelamatan siswa. Kalaupun kewenangannya ada di Provinsi, Dishub Subang harus ambil langkah strategis,” katanya menegaskan.
Ia menambahkan, pemasangan zebra cross di depan sekolah merupakan kebutuhan mendesak. Selain melindungi pelajar, keberadaannya juga menciptakan lalu lintas yang lebih tertib, mendorong kesadaran pengendara, serta mengurangi potensi kecelakaan di lingkungan pendidikan.
“Keselamatan anak-anak adalah investasi masa depan. Jangan sampai baru ada tindakan setelah terjadi peristiwa yang merugikan,” tutup Irvan.