SUBANG, TINTAHIJAU.com – Aliansi Buruh Subang menolak keras program Tapera atau tabungan lerumahan rakyat. Buruh menilai, program tersebut hanya akan menindas masyarakat.
Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) ditolak mentah oleh kaum buruh Subang. Mereka menyampaikan aksi penolakan tersebut dengan menggelar aksi dama di Gedung DPRD Subang.
Dalam aksinya, massa melakukan longmarch dari Kantor Disnakertrans di Jl. Soetoyo menuju Gedung DPRD di Jl. Dewi Sadtika Subang. Tampak Kapolres AKBP Ariek Indra Santanu dan Kepala Disnaksrtrans, Yeni Nuraeni berada di barisan depan massa aksi.
“Hari ini kami melakukan aksi tolak Tapera,” kata Salah seorang orator aksi, Sujono.
Dia mengatakan, potongan untuk program tapera ini bagian dari penindasan secara sisematis kepada masyarakat. Dia mengatakan, saat UMK hanya naimn 0.6 persen, pemerintah justru memotong sebesar 2.5 persen lewat program Tapera.
Di bagian lain, Sujono menegaskan alasan buruh menolak mereka tidak yakin program ini akan menjamin mereka mendapatkan rumah
“Dengan rata-rata upah Rp3,5 juta rupiah, rata-rata upah ya untuk Indonesia kalau dipotong 3 persen berarti kan Rp105.000, setahun kali 12, Rp1,26 juta. Kalau sepuluh tahun cuma Rp12,6 juta, katakanlah 20 tahun dipotong iurannya hanya RP25,2 juta. Mana ada rumah harganya Rp12,6 juta sampai Rp25,2 juta,” tegasnya.
Program ini, tegasnya, bukan untuk mensejahterakan rakyat, tapi lebih pada pemerintah sedang berbisnis dengan rakyatnya.
Hal senada juga disampaikan oleh buruh pedempuan Esti Setyo Rini . Dia menegaskan, program Tapera ini tidak memberi manfaat sedikitpun untuk rakyat melainkan menambah beban rakyatnya.
“Jelas ini sangat membebani, sehingga hari ini kami kembali beraksi untuk menolak Tapera,” tabdas Esti