BMKG Sebut Sebagian Besar Wilayah RI Akan Telat Memasuki Musim Penghujan

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini merilis prediksi terbaru tentang musim hujan di Indonesia. Data tersebut mengungkapkan perubahan signifikan dalam pola cuaca di berbagai wilayah Indonesia. Musim hujan, yang biasanya ditunggu-tunggu dengan harapan untuk mengatasi kekeringan, tampaknya datang dengan jadwal yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Secara umum, musim hujan tahun ini terlihat datang lebih lambat daripada biasanya, dengan 446 zona musim atau sekitar 63,8 persen di seluruh wilayah Indonesia mengalami penundaan. Hanya sekitar 8 persen wilayah yang mengalami musim hujan sesuai dengan waktu biasanya.

Seperti dikutip dari laman KOMPAS.tv, Salah satu temuan menarik BMKG adalah bahwa ada 22 zona musim atau 3,2 persen wilayah Indonesia yang diprediksi akan mengalami awal musim hujan lebih cepat dari biasanya. Wilayah-wilayah ini mencakup Aceh bagian utara, sebagian kecil Jambi bagian barat, sebagian kecil Jawa Timur, Kalimantan Timur bagian selatan, dan sebagian kecil Sulawesi Utara bagian selatan, serta beberapa daerah lainnya.

Sementara sejumlah wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, seperti sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan sebagian kecil Kepulauan Riau, BMKG memprediksi bahwa musim hujan akan menyebar ke wilayah Sumatera bagian tengah dan selatan. Ini akan diikuti oleh Kalimantan, Jawa, dan secara bertahap akan mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Maret hingga April 2024.

Namun, perlu diperhatikan bahwa perubahan dalam pola musim hujan ini juga menciptakan tantangan baru bagi masyarakat dan lingkungan. Musim hujan yang lebih lambat dari biasanya dapat berdampak negatif pada pertanian, sumber daya air, dan sektor-sektor lain yang bergantung pada curah hujan yang cukup dan tepat waktu.

Pada bulan September 2023, sekitar 24 zona musim atau 3,4 persen diperkirakan akan memasuki musim hujan, termasuk sebagian Sumatera Barat dan Riau bagian selatan. Kemudian, pada Oktober 2023, 69 zona musim atau 9,9 persen akan mengalami awal musim hujan, dengan beberapa wilayah seperti Jambi, Sumatera Selatan bagian utara, dan Kalimantan bagian barat menjadi fokus.

Di bulan-bulan berikutnya, yakni November 2023 dan Desember 2023, sejumlah wilayah lainnya di Indonesia akan masuk ke dalam musim hujan. Hal ini mencakup sebagian besar Jawa, Jakarta, Jawa Barat, sebagian Jawa Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara bagian utara, dan Papua Selatan bagian selatan.

Tentu saja, perubahan dalam pola cuaca ini harus menjadi perhatian bagi semua pihak, terutama pemerintah, petani, dan pengusaha. Mereka perlu bersiap-siap untuk menghadapi perubahan cuaca yang mungkin berdampak pada produksi pangan dan aktivitas ekonomi lainnya.

Selain itu, perubahan pola cuaca juga mempengaruhi masyarakat secara langsung, seperti kebutuhan akan penyesuaian dalam hal penggunaan sumber daya air, pengelolaan banjir, dan upaya-upaya mitigasi untuk mengurangi dampak negatif perubahan cuaca ini.

Dalam situasi seperti ini, kerja sama antara pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat sangat penting untuk memantau, memahami, dan merespons perubahan pola cuaca dengan baik. Dengan informasi yang tepat dan tindakan yang tepat, Indonesia dapat mengatasi tantangan yang dihadapi akibat perubahan cuaca yang semakin tidak terduga ini.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini