JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab meningkatnya suhu udara yang dirasakan masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan terakhir.
Deputi Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramadhani, menjelaskan bahwa fenomena cuaca panas ini berkaitan erat dengan kondisi musim kemarau yang saat ini masih berlangsung. Udara yang lebih kering dan langit cerah membuat paparan sinar matahari terasa lebih terik, terutama pada siang hari.
“Nilai suhu maksimum sering melebihi 35 derajat Celsius dan tersebar di sebagian wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara, Jawa, dan Kalimantan. Suhu tertinggi tercatat di Makassar pada 27 September 2025 hingga mencapai 37 derajat Celsius,” ujar Andri di Jakarta, Senin (29/9/2025), dikutip dari Antara.
Selain minimnya pembentukan awan, Andri menyebut angin Monsun Timur yang berasal dari Australia membawa massa udara kering sehingga menurunkan kelembapan udara. Kondisi tersebut membuat cuaca di sejumlah wilayah Indonesia terasa lebih panas dari biasanya.
Lebih lanjut, Andri menjelaskan bahwa keberadaan Siklon Tropis Bualoi di utara Indonesia juga turut memengaruhi pola cuaca. Siklon ini menarik uap air ke sekitarnya sehingga peluang hujan di wilayah selatan ekuator berkurang. Dampaknya, suhu siang hari di beberapa daerah meningkat.
Berdasarkan analisis BMKG per Senin (29/9), Siklon Tropis Bualoi terpantau di daratan Laos bagian selatan. Meski tidak berdampak langsung pada wilayah Indonesia, keberadaannya memicu hujan berintensitas sedang hingga lebat di Aceh, Sumatra Utara, dan Kepulauan Riau.
“Dalam 24 jam ke depan, intensitas Siklon Tropis Bualoi diperkirakan melemah menjadi kategori rendah dan kemudian punah saat memasuki daratan Myanmar,” kata Andri.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem, menjaga kesehatan, serta memastikan kecukupan cairan tubuh di tengah meningkatnya suhu udara.



