Buntut Keracunan Massal di Tasikmalaya, Operasional Penyedia MBG Dihentikan Sementara

TASIKMALAYA, TINTAHIJAU.com – Operasional penyedia makanan bergizi gratis (MBG) untuk pelajar di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, dihentikan sementara menyusul insiden keracunan massal yang menimpa ratusan siswa. Keputusan ini diambil sembari menunggu hasil uji laboratorium dari Dinas Kesehatan dan pihak kepolisian.

Danramil 1205 Rajapolah, Kapten Inf. Mukhlis Gozali, menjelaskan bahwa penghentian sementara ini adalah hasil dari mediasi antara pihak terkait pada malam setelah kejadian. “Hasil mediasi malam tadi sambil menunggu hasil lab Dinas Kesehatan dan Polisi, di-off-kan dulu, dihentikan sementara,” ujarnya.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa sekitar 400 siswa mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan MBG yang didistribusikan di sejumlah sekolah. Meski begitu, dari total 3.480 siswa penerima makanan, tidak semuanya terdampak, menandakan kemungkinan adanya perbedaan dalam proses distribusi atau pengolahan makanan tersebut.

Kepala Bidang Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Tempat Usaha Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Epi Edward Lutpi, menyebutkan bahwa pihaknya akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap penyedia MBG. “Kami akan memeriksa sarana, cara pengolahan, penambahan bahan tambahan pangan, hingga cara pendistribusian, karena semua ini memiliki banyak potensi kerawanan,” jelasnya.

Epi juga menegaskan bahwa proses penentuan penyebab keracunan dilakukan dengan sangat hati-hati, mengingat kondisi korban yang tidak merata meski makanan berasal dari sumber yang sama. Penyelidikan epidemiologi juga dilakukan bersama Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Tasikmalaya guna menelusuri penyebab pasti dari insiden ini.

Meski demikian, aktivitas pembelajaran di SMPN 1 Rajapolah tetap berlangsung seperti biasa. Namun, pihak sekolah mencatat adanya beberapa siswa yang tidak hadir. “Setiap kelas rata-rata dua sampai tiga orang siswa tidak masuk sekolah. Ada yang sakit, ada yang izin. Kami masih mendalami penyebabnya,” ujar Kepala Sekolah Ucu Karni.

Kasus ini menjadi perhatian publik dan pemerintah daerah, terutama terkait dengan keamanan dan kualitas program pemberian makanan gratis kepada siswa. Diharapkan hasil penyelidikan dapat segera mengungkap akar permasalahan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini