CIANJUR, TINTAHIJAU.com — Peristiwa tragis terjadi di Kecamatan Leles, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ketika duel antar pelajar berujung maut. Seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) bernama Ziad meninggal dunia setelah terjatuh dari jembatan saat terlibat duel dua lawan dua dengan pelajar dari SMP berbeda.
Kapolsek Agrabinta, AKP Nanda Riharja, mengungkapkan bahwa total ada 14 pelajar yang terlibat dalam aksi duel yang berlangsung pada Jumat malam, 18 Juli 2025, di Jembatan Parigi, Desa Sindangsari. Mereka berasal dari dua sekolah berbeda dan terdiri dari siswa kelas 8 dan 9. Aksi duel tersebut diketahui merupakan hasil kesepakatan melalui pesan di media sosial.
“Pelajar-pelajar ini membuat janji melalui media sosial untuk bertemu dan berduel di malam hari. Kepada orang tuanya, mereka berdalih mengikuti kegiatan sekolah agar mendapat izin keluar malam,” ungkap AKP Nanda.
Namun kenyataannya, tidak ada kegiatan sekolah yang dimaksud. Aksi duel dilakukan secara terbuka di atas jembatan, dengan empat pelajar yang ditunjuk untuk berduel secara langsung.
“Dalam duel dua lawan dua tersebut, dua pelajar sempat bergumul hingga akhirnya terjatuh dari atas jembatan setinggi sekitar 15 meter ke dasar sungai,” jelas Nanda.
Warga sekitar yang melihat kejadian langsung berusaha melerai dan mengevakuasi kedua korban. Salah satu korban, Ziad, jatuh ke bagian sungai yang airnya dangkal, sementara rekannya jatuh ke bagian yang lebih dalam.
“Ziad sempat dirawat di rumah karena kondisinya sempat membaik, namun pada Selasa pagi (22 Juli 2025), kondisinya kembali menurun dan akhirnya meninggal dunia di RS Sindangbarang,” kata Nanda.
Kapolsek menegaskan bahwa korban tidak meninggal seketika, tetapi akibat luka serius yang diderita dari insiden jatuh tersebut.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto, menyampaikan bahwa pihaknya masih menyelidiki lebih lanjut motif duel dan memeriksa sejumlah saksi. “Kami masih terus mendalami kasus ini untuk mengetahui latar belakang dan pihak-pihak yang terlibat,” ucapnya.
Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi orang tua, pihak sekolah, dan masyarakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas remaja, terutama yang berpotensi disalahgunakan untuk kegiatan yang membahayakan nyawa.





