Evakuasi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Berlanjut Hingga Tuntas, Basarnas Pastikan Operasi Dilakukan 24 Jam

SIDOARJO, TINTAHIJAU.com — Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menegaskan proses evakuasi serta pembersihan puing bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo akan terus dilakukan hingga seluruh korban berhasil ditemukan.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menyampaikan, operasi SAR di lokasi kejadian dijalankan tanpa henti selama 24 jam penuh.

“Operasi Badan SAR Nasional akan dinyatakan selesai jika tempat kejadian sudah benar-benar dipastikan tidak ada korban tersisa,” ujar Syafii dalam konferensi pers, Senin (6/10/2025).

Ia menegaskan, tim di lapangan masih bekerja secara intensif untuk memastikan area reruntuhan benar-benar bersih dan aman. “Jika lokasi sudah clear, barulah kami bisa menyatakan operasi selesai — mungkin malam ini, besok pagi, atau siang,” tambahnya.

Sementara itu, laporan jurnalis KompasTV, Alfian Rahman, menyebutkan upaya evakuasi dan pembersihan puing menggunakan alat berat masih berlangsung hingga Selasa (7/10/2025) pagi.

Bangunan musala Ponpes Al Khoziny yang terletak di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin sore, 29 September 2025. Saat kejadian, para santri sedang melaksanakan salat asar berjamaah, sementara proses renovasi di lantai tiga tengah berlangsung.

Peristiwa tragis ini mengakibatkan puluhan santri meninggal dunia. Hingga kini, tim SAR masih berupaya mencari kemungkinan adanya korban lain yang tertimpa reruntuhan.

17 Korban Telah Teridentifikasi

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur melaporkan sebanyak 17 korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny telah berhasil diidentifikasi hingga Senin (6/10/2025) malam.

“Sampai hari ini, tim gabungan berhasil mengidentifikasi 17 korban dari 59 kantong jenazah yang diterima,” ujar Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Mohammad Khusnan Marzuki.

Khusnan menambahkan, proses identifikasi terhadap korban lainnya masih terus dilakukan melalui pemeriksaan data ante mortem dan post mortem untuk memastikan identitas seluruh jenazah.

Tragedi ini menjadi perhatian luas, tidak hanya karena jumlah korban yang besar, tetapi juga karena proses renovasi bangunan yang berlangsung saat para santri beribadah. Polisi pun memastikan akan menindaklanjuti insiden tersebut melalui proses hukum guna mengungkap penyebab ambruknya bangunan tersebut.