SUBANG, TINTAHIJAU.com – Dalam insiden yang sangat memprihatinkan, sebuah potongan video yang menunjukkan aksi perundungan telah menjadi perbincangan hangat di berbagai aplikasi perpesanan.
Video tersebut menggambarkan seorang gadis yang dianiaya oleh beberapa teman sebayanya, memicu kecaman dan keprihatinan di seluruh masyarakat.
Dalam video berdurasi 56 detik tersebut, aksi perundungan dimulai dengan seorang gadis berbaju putih yang dikelilingi oleh empat perempuan seusia dengannya. Mereka tampak terlibat dalam percekcokan yang memanas.
Sayangnya, insiden ini tidak berhenti pada kata-kata, ketika korban berbaju putih mengalami penganiayaan fisik. Dia dipukul di lengan kirinya dan bahkan ditampar di depan kamera.
Setelah investigasi, diketahui bahwa video ini direkam di Lapangan Kompos KPAD, Pindad, Kiaracondong, Kota Bandung. Kejadian tragis ini terjadi pada hari Sabtu (30/9) sekitar pukul 16.00 WIB. Pihak kepolisian tidak tinggal diam dan segera bertindak.
Tiga pelaku perundungan yang masih di bawah umur telah diamankan oleh polisi, dan mereka saat ini sedang dimintai keterangan. Kasatreskrim Polrestabes Bandung, Kompol Agta Bhuwana Putra, dalam pernyataannya kepada wartawan, menjelaskan bahwa pihak berwenang telah mengambil langkah konkret dalam menangani kasus ini.
“Sudah kami amankan 3 orang pelakunya. Sekarang sedang didalami di Polrestabes,” kata Agta Bhuwana Putra.
Namun, yang lebih menggembirakan adalah respons dari keluarga korban. Meskipun sudah ada upaya musyawarah, keluarga korban tetap bersikukuh untuk membawa kasus ini ke jalur hukum. Mereka menyadari betapa pentingnya menegakkan keadilan dalam situasi seperti ini dan mendorong agar pelaku bertanggung jawab atas tindakan mereka.
“Pelakunya 3 orang perempuan di bawah umur. Sudah dimusyawarahkan, namun dari pihak orang tua korban tetap meminta kasusnya dilanjutkan. Sekarang masih kami dalami lagi,” ungkap Agta Bhuwana Putra.
Kejadian ini adalah pengingat yang menyakitkan tentang pentingnya kesadaran kita semua dalam mencegah perundungan, terutama di kalangan anak-anak dan remaja.
Selain itu, juga menyoroti perlunya pendekatan yang lebih holistik terhadap masalah perundungan, termasuk pendidikan tentang dampak dan konsekuensi dari tindakan tersebut.
Kita semua berperan dalam menciptakan lingkungan yang aman, menghormati perbedaan, dan mendorong sikap empati dan solidaritas. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua tentang pentingnya menindak tegas perundungan dan mendukung para korban untuk mendapatkan keadilan yang mereka layakkan.