BANDA ACEH, TINTAHIJAU.com — Gubernur Aceh Muzakir Manaf mempertanyakan tujuan pengibaran bendera putih yang muncul di sejumlah titik di Aceh dalam beberapa hari terakhir. Muzakir, yang akrab disapa Mualem, menyampaikan hal itu ketika menjawab pertanyaan wartawan terkait fenomena tersebut.
“Maksudnya apa? Saya tidak tercopy itu, apa maksud mereka. Itu di luar jangkauan kita. Siapa yang perintah itu?” ujar Mualem, sebagaimana dikutip dari pemberitaan video Kompas.TV, Rabu (17/12/2025). Ia menegaskan bahwa Aceh tetap berada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Kita sudah jelas kan, Aceh dalam NKRI,” tambahnya.
Sebelumnya, laporan dari Aceh Tamiang memperlihatkan sejumlah warga yang menjadi korban bencana banjir mengibarkan bendera putih di beberapa posko darurat. Aksi itu dilakukan sepanjang Jalan Lintas Medan–Banda Aceh.
Menurut pemberitaan KompasTV pada Selasa (16/12/2025), warga merangkai bendera putih tersebut dari kain seadanya. Sejumlah kampung yang terlihat memasang penanda itu antara lain Kampung Seuneubok Dalam, Matang Upah, Paya Awe, dan Kampung Pahlawan.
Irwansyah, salah seorang warga, mengungkapkan bahwa bendera putih dipasang sebagai simbol keputusasaan setelah banjir berkepanjangan. “Sebagai tanda kami menyerah,” katanya.
Fenomena ini memunculkan beragam reaksi publik, mulai dari dukungan atas ekspresi warga hingga pertanyaan mengenai respons pemerintah daerah terhadap situasi darurat di wilayah terdampak banjir. Pemerintah Aceh hingga kini belum memberikan penjelasan rinci terkait tindak lanjut penanganan di lokasi-lokasi tersebut.






