Hanya Ganjar, Capres Yang Berani Menginap di Rumah Warga di Jabar

“Semoga Pak Ganjar nanti jadi Presiden, dan beliau tetap seperti ini. Pak Ganjar benar- benar orang baik dan merakyat, tidak dibuat-buat,” sambungnya.

Tak hanya di Nyalindang, Kabupaten Bogor. Pada lain kesempatan, Ganjar juga mengunjungi warga di sejumlah daerah di Provinsi Jawa Barat. Di sejumlah daerah itu, Ganjar juga menginap dan ngeriung bareng warga, mendengarkan cerita dan keluh kesah mereka, menyerap, dan coba mencarikan solusi atas persoalan rakyat kecil yang ditemuinya itu.

Sebelum bertandang ke Naylindang, Ganjar telah terlebih dahulu berkunjung ke Desa Muncang, Kecamatan Sodonghilir, Tasikmalaya, Jawa Barat. Di Muncang, selain menginap Ganjar juga memberikan bantuan sumur bor untuk warga.

Beberapa waktu sebelum Ganjar ke Muncang, warga setempat menemui politikus berambut putih itu, mengutarakan kesulitan mereka mengakses air bersih. Mereka berhadap, keluah kesah mereka mendapat respon. 12 tahun belakangan, warga Muncang memang kesulitan mendapatkan air bersih.

“Awalnya dapat keluhan, di Tasikmalaya ada desa yang sulit air bersih. Akhirnya kami carikan solusi dan sekarang warga bisa mengakses air bersih dengan mudah,” kata mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu, saat berkumpul bersama warga Muncang.

Warga setempat, Latip mengaku bantuan sumur bor dari Ganjar sangat bermanfaat bagi masyarakat. Karena, sudah lebih dari 12 tahun mengajukan bantuan ke pemerintah namun belum mendapat respons.

“Alhamdulillah Pak Ganjar yang bisa mewujudkan impian warga mendapatkan air bersih dengan mudah,” ucapnya bersyukur.

Sambutan suka cita warga juga tergambar jelas saat Ganjar dan istrinya Siti Atikoh mengindap di Kampung Padakati, Desa Tegallega, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur, pada bulan yang sama.

Saat tiba di desa terpencil di kaki Gunung Gede itu pukul 23.15 WIB, Ganjar dan Atikoh disambut ramah ratusan warga.

“Wilujeng sumping, Pak Ganjar. Selamat datang di kampung kami yang terpencil ini,” kata warga.

Ganjar dan istri dengan ramah menyalami warga. Dengan rendah hati, berkali-kali dia mengucapkan terima kasih dan meminta izin untuk menginap di desa itu.

“Hatur nuhun, saya izin menginap di sini ya, bapak-ibu. Maaf merepotkan,” katanya.